Arus modal asing keluar di pasar modal dalam negeri menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas keuangan domestik. Dari awal tahun sampai akhir pekan lalu, aksi jual bersih (net outflow) sebesar Rp 40,3 triliun di pasar saham, di pasar obligasi mencapai outflow Rp 8,9 triliun Penurunan kapitalisasi investor terutama dipengaruhi faktor eksternal. Kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), prospek perekonomian AS yang membaik, potensi kenaikan inflasi dan kebijakan Pemerintahan Trump mendorong aset berbasis dollar AS kian menarik dan diburu pasar. Tekanan terhadap pasar keuangan domestik sulit dibendung. Tekanan menjalar ke pasar valuta asing yang menggerus nilai tukar rupiah ke Rp 14.100 per dollar AS, terendah sejak Oktober 2015. Dollar AS terapresiasi terhadap hampir semua mata uang global, terlihat dari kenaikan Indeks Dollar ke level 90-an. Penguatan dollar AS dampak kenaikan imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun hingga mencapai 3,03%, tertinggi sejak 2013. Menghadapi kondisi ini, bank sentral mengambil peran guna meredam gejolak lebih besar.
Meredam tekanan eksternal
Arus modal asing keluar di pasar modal dalam negeri menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas keuangan domestik. Dari awal tahun sampai akhir pekan lalu, aksi jual bersih (net outflow) sebesar Rp 40,3 triliun di pasar saham, di pasar obligasi mencapai outflow Rp 8,9 triliun Penurunan kapitalisasi investor terutama dipengaruhi faktor eksternal. Kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), prospek perekonomian AS yang membaik, potensi kenaikan inflasi dan kebijakan Pemerintahan Trump mendorong aset berbasis dollar AS kian menarik dan diburu pasar. Tekanan terhadap pasar keuangan domestik sulit dibendung. Tekanan menjalar ke pasar valuta asing yang menggerus nilai tukar rupiah ke Rp 14.100 per dollar AS, terendah sejak Oktober 2015. Dollar AS terapresiasi terhadap hampir semua mata uang global, terlihat dari kenaikan Indeks Dollar ke level 90-an. Penguatan dollar AS dampak kenaikan imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun hingga mencapai 3,03%, tertinggi sejak 2013. Menghadapi kondisi ini, bank sentral mengambil peran guna meredam gejolak lebih besar.