Mereka-reka siapa di balik aksi DNET



JAKARTA. Sebagaimana yang telah diketahui sebelumnya PT Dyviacom Intrabumi Tbk (DNET) bakal menggelar right issue senilai Rp 7 triliun. Nantinya, duit hasil right issue ini bakal digunakan manajemen untuk membeli saham tiga perusahaan milik Salim Group. Rinciannya, Rinciannya, sekitar 28,55% hasil rights issue akan diinvestasikan untuk membeli 165,01 juta saham atau 35,84% saham PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST). JIKA dirupiahkan, maka nilai investasi itu bakal menelan biaya sekitar Rp1,98 triliun. Lalu, sebesar 30,45% duit hasil right issue, atau sekitar Rp 2,12 triliun akan digunakan untuk membeli 318,89 juta saham PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI). Artinya, DNET bakal mengempit sekitar 31,50% saham ROTI. Yang terakhir, sekitar 37,65% duit hasil right issue, atau setara Rp 2,62 triliun, akan dialokasikan untuk membeli 738,72 juta saham atau 40% saham PT Indomarco Prismatama (IDM). Sementara sisanya sebesar 3,35% akan digunakan untuk modal kerja DNET. Belum begitu jelas juga apa sebenarnya maksud dari pembelian saham ini. Dibilang ingin alih bisnis dari perusahaan teknologi menjadi perusahaan kebutuhan konsumen juga tidak. Pasalnya, DNET tidak membeli saham mayoritas. Beberapa waktu lalu, manajemen hanya mengungkapkan jika investasi ini bertujuan untuk menopang kinerja perusahaan yang terbilang stagnan dalam lima tahun terakhir. Boleh jadi maksud dari ungkapan itu adalah harapan imbal balik dari investasi yang dilakukan, salah satunya adalah dividen. "Itu mungkin saja. Dengan nilai investasi segitu, dividen yang diterima, kan, pasti besar dan ke depannya pasti bisa memberikan dampak positif untuk kinerja keuangannya," jelas Yanuar Rizky, Pengamat Pasar Modal, kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Yanuar menduga, DNET ingin menjadi perusahaan semacam Saratoga Group yang menginvestasikan kelebihan kasnya ke emiten lain. Dengan aksi ini, DNET memiliki wahana investasi baru untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas di pasar. "Semua kemungkinan bisa saja. Tapi patut dicermati apakah investasi itu memang dari kas internal, atau ada pihak lain di belakangnya," ucap Yanuar. Agustini Hamid, Analis Recapital Securities, memiliki pandangan senada. Investasi yang dilakukan DNET tak lain tak bukan adalah langkah ekspansi demi meningkatkan kinerja keuangannya untuk beberapa waktu mendatang. Namun, dirinya juga mewanti-wanti, ada siapa di belakang aksi DNET ini. "Mungkin saja di belakang DNET ada orang Salim Group sendiri," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.