JAKARTA. Melemahnya perekonomian Indonesia pada tahun lalu ternyata berdampak pada industri keuangan. Salah satu yang terkena dampak lesunya perekonomian tahun lalu adalah PT. Sarana Multiguna Finance (Persero) yang bergerak di bidang pembiayaan sekunder perumahan.Dari hasil kinerja SMF pada tahun lalu, tercatat kenaikan laba bersih sebesar Rp 144,7 miliar atau tumbuh sebesar 3% dari tahun 2012 yang sebesar Rp 140,4 miliar. Direktur Utama SMF, Raharjo Adisusanto bilang, pencapian ini sudah terhitung cukup baik karena mengingat kondisi pasar di tahun 2013 yang fluktuatif. Terutama, lantaran terjadi peningkatan suku bunga di tahun lalu. Karena itu, SMF terpaksa mengorbankan margin bunga ketimbang menaikkan bunga kredit. Meski mengambil margin keuntungan lebih kecil, SMF tetap berhati-hati mencari debitur penyalur KPR. Tak tanggung-tanggung, SMF berhasil menekan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di akhir tahun lalu. "NPL bisa mencapai 0% karena kami mensyaratkan bank atau multifinance harus bisa membayar pinjaman. Kami juga melakukan rating untuk peminjaman sehingga jaminan kami lancar," ujar Raharjo.
Merelakan margin, laba SMF tumbuh tipis 3%
JAKARTA. Melemahnya perekonomian Indonesia pada tahun lalu ternyata berdampak pada industri keuangan. Salah satu yang terkena dampak lesunya perekonomian tahun lalu adalah PT. Sarana Multiguna Finance (Persero) yang bergerak di bidang pembiayaan sekunder perumahan.Dari hasil kinerja SMF pada tahun lalu, tercatat kenaikan laba bersih sebesar Rp 144,7 miliar atau tumbuh sebesar 3% dari tahun 2012 yang sebesar Rp 140,4 miliar. Direktur Utama SMF, Raharjo Adisusanto bilang, pencapian ini sudah terhitung cukup baik karena mengingat kondisi pasar di tahun 2013 yang fluktuatif. Terutama, lantaran terjadi peningkatan suku bunga di tahun lalu. Karena itu, SMF terpaksa mengorbankan margin bunga ketimbang menaikkan bunga kredit. Meski mengambil margin keuntungan lebih kecil, SMF tetap berhati-hati mencari debitur penyalur KPR. Tak tanggung-tanggung, SMF berhasil menekan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di akhir tahun lalu. "NPL bisa mencapai 0% karena kami mensyaratkan bank atau multifinance harus bisa membayar pinjaman. Kami juga melakukan rating untuk peminjaman sehingga jaminan kami lancar," ujar Raharjo.