KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank perlahan mulai mengerek bunga depositonya, hal ini sebagai respons adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 50 bps atau 0,5% menjadi 5,25%. PT Bank Central Asia Tbk atau BCA misalnya, telah menaikkan suku bunga deposito guna menyesuaikan kenaikan BI Rate.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, bank telah menaikkan suku bunga deposito secara bertahap sejak Oktober 2022 baik rupiah maupun valas secara berkala. Saat ini bunga deposito valas US$ BCA berkisar 0,75%-1,75%. Sementara itu, sejak November 2022, BCA juga telah menaikkan suku bunga deposito rupiah secara bertahap. Saat ini deposito IDR berkisar 2,00%-2,10%.
Serupa, PT Bank Mandiri juga senantiasa menyesuaikan suku bunga deposito seiring dengan tren kenaikan bunga acuan, trend di pasar dan kondisi likuiditas perbankan. Sehingga TMT 1 November 2022,
counter rate deposito dolar AS dinaikan sebesar 55 bps sampai dengan 155 bps untuk penempatan dengan tenor 1 bulan sampai dengan tenor 24 bulan berkisar 0,22%-0,75%.
Baca Juga: Bank Mandiri Rilis Fitur Tarik Tunai dan Bayar QRIS dari Limit Kartu Kredit di Livin Sedangkan untuk
counter rate deposito rupiah,
SVP Retail Product and Solution Group Bank Mandiri Evi Dempowati mengatakan, penawaran suku bunga eksisting saat ini di rasa masih cukup kompetitif bila dibandingkan dengan bank lain. Suku bunga deposito rupiah bank berkode saham BMRI ini berkisar 1,00%-7,50%. "Dapat kami sampaikan bahwa suku bunga yang Bank Mandiri tawarkan untuk deposito valas dan rupiah akan sangat bergantung pada perkembangan suku bunga acuan, baik The Fed untuk valas maupun BI 7 Days Reverse Repo untuk Rupiah, tren suku bunga deposito di pasar, serta tentunya kondisi likuiditas perbankan nasional," ujar Evi kepada kontan.co.id, Senin (19/12). Devi menyatakan, dengan adanya kenaikan suku bunga deposito valas tersebut tentunya juga meningkatkan biaya bunga bank. Akan tetapi hal ini telah diperhitungkan dan sejalan dengan proyeksi yang pihaknya buat untuk tahun 2022. "Untuk di tahun depan, tentunya kami akan melihat kembali bagaimana perkembangan suku bunga acuan, tren suku bunga di pasar, dan juga likuiditas di internal maupun secara nasional," tambahnya. Dalam mengelola likuiditas baik valas maupun rupiah di tahun depan, pihaknya juga terus berusaha menjaga likuiditas berdasarkan rasio-rasio intermediasi makroprudensial dan juga perkembangan kondisi pasar, sehingga senantiasa selalu
agile dan mengikuti kondisi terkini yang terjadi di tahun depan. Adapun PT Bank Tabungan Negara atau BTN juga ikut menyesuaikan suku bunga simpanan sejalan dengan suku bunga BI yang meningkat tinggi, namun dengan tetap memperhatikan
cost of fund atau biaya dana sehingga intermediasi tetap terjaga. Direktur
Distribution dan Funding BTN Jasmin mengatakan, saat ini bunga simpanan khususnya deposito rupiah berada di kisaran 2,35% hingga 3,15% dan deposito valas dolar AS di kisaran 0,1% hingga 0,2%. "Sementara untuk
special rate dengan nominal tertentu berada di kisaran 4,75%-5,25% sama dengan BI rate saat ini. Pasti BTN ikut menyesuaikannya untuk merespon kenaikan BI, sehingga
cost of fund pasti akan naik," ungkap Jasmin. Pada 30 September lalu, bunga deposito rupiah BTN masih di level 2,35%-2,75% untuk tenor 1-12 bulan. Sementara saat ini bunga deposito rupiah BTN berkisar 2,35%-3,15%.
Baca Juga: Bakal Ada Perubahan dan Tugas Baru, LPS Sebut Siap Menjalankan UU P2SK Setali tiga uang, Bank Ina mengaku, dengan kenaikan suku bunga acuan BI menjadi 5,25% dengan sendiri nya suku bunga di perbankan meningkat. "Sekarang ini kenaikan suka bunga deposito antara 50 bps to 75 bps. Biaya dana dengan sendiri nya juga ada kenaikan, sementara ini sekitar 75 bps," terang Direktur Utama Bank Ina Perdana, Daniel Budirahayu. Daniel mengatakan, target ke depan, pihaknya akan lebih agresif dalam meningkatkan dana CASA untuk mengimbangi kenaikan suku bunga deposito. Asal tahu saja, bank Ina menawarkan suku bunga deposito berkisar 3%-7% per tahun dengan tenor simpanan yang beragam mulai dari satu bulan, tiga bulan, enam bulan, hingga satu tahun.
Untuk diketahui, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat terjadi kenaikan pada suku bunga deposito atau simpanan seiring dengan naiknya suku bunga acuan BI yang saat ini berada di level 5,25%. Dari laporan yang dirilis oleh LPS, tingkat suku bunga deposito rupiah rata-rata di seluruh bank naik 17 basis poin (bps) menuju level 3,31% pada Oktober 2022. Sementara, pada periode yang sama suku bunga maksimum naik 27 bps ke level 3,99% dan suku bunga minimum naik 8 bps menjadi 2,64%. LPS memperkirakan suku bunga simpanan masih akan meningkat bertahap sejalan dengan kenaikan suku bunga acuan. Kendati demikian, kondisi likuiditas diperkirakan tetap terjaga di tengah kebutuhan untuk menyalurkan kredit, serta memenuhi kebijakan likuiditas Bank Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi