Merger 10.000 ATM Himbara sudah selesai



JAKARTA. Sebentar lagi, nasabah bank milik pemerintah (BUMN) bisa menikmati tarif murah dalam bertransaksi di mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mengklaim baru saja merampungkan proses merger 10.000 ATM bank plat merah.

Ogi Prastomiyono, Ketua Tim Penggabungan ATM Himbara mengatakan saat ini 10.000 ATM sudah beroperasi dan bisa digunakan. "Namun launching secara formal menunggu dari Kementerian BUMN," ujar Ogi kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Selain ATM, menurut Ogi, sebanyak 10.000 mesin gesek atawa electronic data capture (EDC) bank BUMN juga sudah terkoneksi.


Rico Usthavia Frans, Direktur Digital Banking and Technology Bank Mandiri bilang, jadwal peluncuran resmi merger ATM dan EDC tengah dibicarakan.

Setelah merger jaringan ATM dan EDC, Himbara menargetkan bisa meraih izin lisensi sebagai prinsipal pembayaran di akhir Januari 2017. Izin prinsipal ini sudah diajukan PT Jalin Pembayaran Nasional (JPN) sejak tahun lalu.

"Dalam tahap awal, JPN akan fokus ke operasional ATM Himbara dulu," ujar Rico.

Eni V. Panggabean, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) mengatakan, proses perizinan PT JPN saat ini sedang diproses di BI. "Saat ini masih proses perizinan dan sudah pada tahap akhir dan siap untuk diberikan," ujar Eni kepada KONTAN.

Operasikan transaksi Nantinya, sebagai perusahaan switching milik Himbara, JPN akan mengoperasikan seluruh transaksi yang berjalan di jaringan ATM dan EDC bank pelat merah yakni Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Tabungan Negara (BTN).

Saat ini, JPN merupakan anak usaha PT Telkom. Pasca pembentukan induk usaha (holding) bank BUMN, seluruh saham JPN akan dimiliki oleh holding tersebut. Per akhir 2016, empat bank BUMN mempunyai total 59.486 unit ATM.

Sementara total EDC bank pelat merah sebanyak 626.624 mesin. Tahap awal, Himbara akan menggabungkan sebanyak 10.000 EDC. Dengan adanya integrasi EDC ini, biaya yang dikeluarkan bank bisa berkurang karena dibagi rata ke masing-masing bank.

Konsolidasi ATM dan EDC diperkirakan akan menghemat biaya Rp 6,8 triliun per tahun. Yang jelas, nasabah bank BUMN bisa menikmati tarif lebih murah. Contoh, saat ini tarik tunai di bank-bank BUMN kena biaya sekitar Rp 7.500 per transaksi.

Sementara, transaksi transfer antar-bank BUMN dikenakan tarif sebesar Rp 6.500 per transaksi. Rencananya, transaksi tarik tunai dan transfer bakal gratis. Tapi, hingga kini Himbara belum mau memastikan realisasi tarif gratis tersebut.

Rencana awal, transfer antar bank pelat merah hanya diturunkan tarifnya menjadi Rp 4.000 per transaksi. Sedangkan ongkos tarik tunai awalnya direncanakan turun menjadi Rp 500. Nantinya, jaringan ATM Himbara akan bersaing dengan PT Artajasa dan ATM Bersama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie