KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggabungan atau merger bank syariah Himbara menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) akan berpengaruh besar terhadap posisi aset tiga bank pelat merah mulai kuartal I 2021. PT Bank Mandiri Tbk selaku pemegang saham terbesar bank merger tersebut akan ketiban aset karena keuangan BSI akan dikonsolidasikan ke laporan keuangan perseroan. Sebaliknya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) justru mengalami pengurangan aset karena aset dari bank syariah masing-masing sudah digabung ke BSI. Lantaran bukan pemegang saham pengendali maka keuntungan yang didapat keduanya dari BSI hanyalah pembagian dividen. BNI tercatat memiliki 25% saham BSI, BRI 17,4%, DPLK BRI-Saham Syariah 2%, dan publik 4,4%. Per Maret 2021, Bank Mandiri membukukan total aset sebesar Rp 1.584,1 triliun, melonjak 20% dari periode yang sama tahun sebelumnya atau secara year on year (yoy). Bank ini kemungkinan bakal jadi jawara aset untuk sementara waktu setelah selama ini diduduki oleh BRI. Namun, posisi itu tentu akan bisa kembali diambilalih BRI seiring dengan rencana merger dengan PMN dan Pegadaian dalam rangka pembentukan holding ultramikro.
Merger Bank Syariah Indonesia akan mengubah peta aset bank BUMN?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggabungan atau merger bank syariah Himbara menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) akan berpengaruh besar terhadap posisi aset tiga bank pelat merah mulai kuartal I 2021. PT Bank Mandiri Tbk selaku pemegang saham terbesar bank merger tersebut akan ketiban aset karena keuangan BSI akan dikonsolidasikan ke laporan keuangan perseroan. Sebaliknya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) justru mengalami pengurangan aset karena aset dari bank syariah masing-masing sudah digabung ke BSI. Lantaran bukan pemegang saham pengendali maka keuntungan yang didapat keduanya dari BSI hanyalah pembagian dividen. BNI tercatat memiliki 25% saham BSI, BRI 17,4%, DPLK BRI-Saham Syariah 2%, dan publik 4,4%. Per Maret 2021, Bank Mandiri membukukan total aset sebesar Rp 1.584,1 triliun, melonjak 20% dari periode yang sama tahun sebelumnya atau secara year on year (yoy). Bank ini kemungkinan bakal jadi jawara aset untuk sementara waktu setelah selama ini diduduki oleh BRI. Namun, posisi itu tentu akan bisa kembali diambilalih BRI seiring dengan rencana merger dengan PMN dan Pegadaian dalam rangka pembentukan holding ultramikro.