Merger BCA Finance untuk Efisiensi, Bukan untuk Melantai di BEI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tengah memproses penggabungan alias merger dua anak usahanya yakni BCA Finance dan BCA Multifinance. Meski begitu, pasca merger BCA tak akan membawa anak usaha hasil merger ini untuk melantai di bursa saham.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja memastikan tak akan membawa anak usahanya, BCA Finance, untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Pasalnya, saat ini saham-saham di sektor multifinance tidak terlalu bagus. Jahja tidak ingin jika BCA Finance dipaksakan IPO justru membuat investor dalam tanda kutip merugi.


Baca Juga: Perbankan Mulai Gencar Menawarkan KPR Hijau

Tak menutup kemungkinan, Jahja melihat jika pihaknya membawa BCA Finance melantai di bursa akan menjadi berita hot. Namun, ia justru tak bisa memastikan mampu mempertahankan harga sahamnya.

”Kalau kita masuk IPO, itu nasabah yang penting harus untung, harus profitable,” ujar Jahja, akhir pekan lalu.

Ia menegaskan bahwa tujuan merger antara kedua perusahaan multifinance yang dimiliki itu bukan karena mau melantai di bursa. Menurutnya, langkah merger dilakukan semata-mata hanya untuk efisiensi.

Seperti diketahui, selama ini BCA Finance fokus pada pemberian kredit untuk produk mobil. Sementara, BCA Multifinance difokuskan pada pemberian kredit untuk segmen kendaraan roda dua.

”Kita mencari efisiensi saja dan harapkan lebih baik,” ujar Jahja.

Dalam hal ini, Jahja menjelaskan efisiensi yang dimaksudkan adalah adanya penurunan biaya yang bisa ditekan. Alhasil, profitabilitas yang bisa diraih oleh perusahaan pembiayaan milik BCA grup ini bisa lebih baik.

Baca Juga: Ini Cara Tarik Tunai Blu BCA di ATM untuk Nasabah

Memang, jika melihat data RTI, pergerakan saham-saham multifinance memang mayoritas terlihat menurun. Hanya ada beberapa emiten multifinance yang memang berada di area hijau dalam sepanjang tahun berjalan.

Contohnya, PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) yang mengalami kenaikan 11,99% secara year to date (Ytd) menjadi Rp 3.270 per saham. Diikuti juga, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) yang sepanjang tahun berjalan mengalami kenaikan 5,71% secara year to date menjadi Rp 11.575 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi