Merger Belum Berhasil Bangkitkan Harga Saham MORA, Apakah Masih Layak Investasi?



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Saham PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) mencatatkan pergerakan signifikan dalam beberapa waktu terakhir, seiring rencana aksi korporasi merger yang dilakukan perseroan bersama MyRepublic Indonesia.

Berdasarkan pantauan Kontan.co.id, Selasa (23/12/2025) pukul 15.26 WIB, saham MORA terkoreksi 4,69% secara harian ke level Rp 9.650 per saham. Meski demikian, dalam periode satu bulan terakhir saham MORA telah melonjak 44,57% dan melesat 2.144% secara year to date (ytd).

Praktisi Pasar Modal sekaligus Pendiri WH-Project, William Hartanto, menilai dari sisi teknikal saham MORA mulai memasuki fase tren melemah. Ia mengingatkan investor untuk mewaspadai potensi aksi ambil untung atau profit taking, mengingat kenaikan harga saham MORA sudah terbilang sangat signifikan.


“Untuk saat ini, saham MORA masih dalam tekanan. Saya merekomendasikan investor untuk wait and see,” ujar William kepada Kontan, Selasa (23/12/2025).

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham BRI Danareksa Rabu (24/12): Buy AKRA, AMRT, DOID dan Sell PJHB

Menurut William, level support saham MORA berada di kisaran Rp 8.900 per saham. Area tersebut menjadi titik penting yang perlu diperhatikan investor sebelum mengambil keputusan investasi lebih lanjut.

Seperti diketahui, PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) bersama PT Eka Mas Republik (MyRepublic Indonesia), entitas usaha milik PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), telah mengumumkan kesepakatan definitif untuk melaksanakan penggabungan usaha atau merger.

Proses merger tersebut ditargetkan rampung pada semester I-2026. Setelah merger efektif, MORA akan menjadi entitas yang bertahan dan berganti nama menjadi PT Ekamas Mora Republik Tbk. Dalam struktur kepemilikan baru, DSSA akan berperan sebagai pemegang saham pengendali melalui kepemilikan tidak langsung.

Tonton: Jumlah PHK Tembus 79.302 hingga November 2025, KSPN: Masih Akan Terus Berlangsung

Presiden Direktur PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), Krisnan Cahya, menjelaskan bahwa merger ini merupakan langkah strategis untuk mendukung agenda transformasi digital di Indonesia. Aksi korporasi ini diharapkan dapat memperkuat industri telekomunikasi nasional sekaligus mempercepat pemerataan ekosistem digital di Tanah Air.

“Untuk itu, saya percaya merger ini merupakan langkah penting dalam mendukung agenda digital Indonesia, khususnya dalam percepatan dan pemerataan ekosistem digital nasional,” kata Krisnan dalam keterangannya, Kamis (18/12/2025).  

8 Titik Perayaan Tahun Baru di Jakarta, Monas Ditiadakan
© 2025 Konten oleh Kontan

Selanjutnya: Memacu Produksi Migas, Mengendalikan Batubara

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca BMKG Sepekan ke Depan, Hujan Sangat Lebat Guyur Provinsi Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News