KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) menyetujui merger antara PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia. Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika mengungkapkan telah menerima surat permohonan penggabungan usaha atau merger antara PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia. Merger tersebut juga menghasilkan perusahaan gabungan bernama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (IOH). Dengan persetujuan penggabungan, Ismail mengatakan, perusahaan gabungan itu wajib mengembalikan pita frekuensi radio kepada negara sebesar 5 Mhz.
“Proses pengembalian ini paling lambat selama satu tahun sehingga diberikan kesempatan dalam setahun ini selama masa transisi,” katanya, Senin (8/11). Perusahaan juga wajib melakukan penambahan site layanan hingga 2025 sesuai dengan jumlah desa dan kelurahan belum terlayani yang diajukan proposal. Dari sisi kinerja, Indosat Ooredoo sendiri pada selama sembilan bulan pertama 2021, membalikkan kerugian bersih tahun lalu menjadi laba bersih sebesar Rp 5,8 triliun. Indosat mencatat pendapatan Rp 23,06 triliun sepanjang sembilan bulan pertama 2021. Realisasi pendapatan tersebut meningkat 11,96% dibandingkan pendapatan periode sama tahun 2020 yang sebesar Rp 20,59 triliun. Direktur &
Chief Operating Officer Indosat Ooredoo, Vikram Sinha menambahkan, dari sisi operasional Indosat Ooredoo mencatatkan 62,3 juta pelanggan dalam sembilan bulan tahun 2021. Jumlah pelanggan ISAT meningkat 3,2% secara tahunan. Pelanggan data 4G tumbuh menjadi 43 juta, meningkat 27% secara tahunan. Pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) ISAT meningkat sebesar 7,9% secara tahunan menjadi Rp 34.200. Peningkatan ARPU terutama didorong oleh pertumbuhan lalu lintas data yang mencapai 39,2% secara tahunan. Vikram menyebut, penggabungan aset dan produk dari ISAT dan H3I yang saling melengkapi akan mendorong inovasi dan pengembangan jaringan yang akan memungkinkan perusahaan memberikan layanan digital terbaik dan memperluas tawaran produknya bagi pelanggan di berbagai pelosok Indonesia. "Pendapatan tahunan dari entitas hasil merger akan mencapai US$ 3 miliar dengan nilai perusahaan mencapai US$ 6 miliar," ujar dia. Jumlah pelanggan akan tembus hingga 100 juta pelanggan setelah merger selesai. Wakil Presiden Direktur Tri Indonesia M. Danny Buldansyah mengatakan, pasca merger nanti pihaknya akan fokus untuk mewujudkan perusahaan telekomunikasi digital kelas dunia baru dan bersaing dengan lebih kuat sebagai pemain nomor dua di pasar yang kompetitif ini. “Harapannya, kami dapat menciptakan nilai lebih bagi pelanggan maupun pemegang saham untuk kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi serta transformasi digital di Indonesia,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Selasa (9/11). Sementara nalis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan kinerja
top line ISAT sejauh ini sudah sejalan dengan proyeksinya karena telah memenuhi 76% dari perkiraan tahun ini. Sementara dari sisi
bottom line, menurutnya, perolehan laba bersih ISAT didapat dari transaksi jual dan sewa-balik menara telekomunikasinya sejumlah 4.247 unit kepada PT EPID Menara AssetCo. Di satu sisi, walaupun membukukan laba, Steven menyebut, sebenarnya ISAT masih mengalami kerugian bersih Rp367 miliar apabila laba setelah pajak dinormalisasi dengan mengecualikan transaksi yang disebutkan di atas.
“Tetapi di sisi lain, kami mengekspektasikan profitabilitas ISAT pada 2022 dan 2023 mendatang dapat bertumbuh lebih lanjut. Hal ini seiring dengan selesainya proses merger dan sinerginya dengan Hutchison 3 Indonesia (H3I),” kata Steven dalam risetnya. Lewat sinergi tersebut, dia mengekspektasikan laba operasional ISAT pada 2022 dan 2023 dapat bertumbuh sebesar masing-masing 39,3% dan 87,9% menjadi Rp5,3 triliun dan Rp 9,9 triliun. Hal ini seiring dengan total pendapatan konsolidasi yang diperkirakan juga meningkat 15,4% dan 46,8% menjadi Rp35,4 triliun dan Rp 46,6 triliun untuk tahun 2022 dan 2023. Lebih lanjut, sinergi tersebut dinilai Steven diekspektasikan baru dapat memberikan dampak maksimal pada tahun 2024 – 2026 mendatang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .