Merger kelar, TPIA bakal kerek produksi



JAKARTA. Proses merger antara PT Tri Polyta Tbk (TPIA) dengan PT Chandra Asri tuntas sudah. Perusahaan hasil merger yang menyandang nama PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) resmi beroperasi pada 1 Januari 2011. Saham TPIA sudah bisa ditransaksikan di bursa mulai hari ini, Senin (3/12).

Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Erwin Ciputra mengungkapkan, perusahaan hasil merger ini telah mendapat persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) per 31 Desember kemarin. Perseroan itu juga sudah mengantongi pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) serta memperoleh kekuatan hukum dengan terbitnya surat Departemen Hukum dan HAM pada 22 November 2010.

Erwin menambahkan, setelah merger tuntas, emiten itu dapat mewujudkan rencana peningkatan kapasitas produksi ethylene, polyethylene, polypropylene dan berbagai produk petrokimia lain.


TPIA tengah melakukan program debottlenecking produksi polypropylene dengan menambah mesin baru untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 360.000 ton menjadi 480.000 ton per tahun. Untuk ekspansi tersebut, TPIA menyiapkan dana Rp 300 miliar. Peningkatan kapasitas produksi dijadwalkan sudah selesai pada Maret 2011.

TPIA juga berencana meningkatkan kapasitas produksi ethylene dari 600.000 ton menjadi 1 juta ton per tahun dan polyethylene dari 320.000 ton menjadi 540.000 ton dalam kurun waktu tiga sampai lima tahun mendatang.

Untuk menyambung rantai produksi petrokimia dari hulu ke hilir, pada Juni 2011 TPIA akan membangun pabrik bu-tadiene pertama di Indonesia. Pabrik dengan investasi senilai US$ 100 juta tersebut, memiliki kapasitas produksi 100.000 ton per tahun.

TPIA menargetkan pabrik selesai dibangun pertengahan 2013. Rencananya, pabrik itu akan dioperasikan PT Petrokimia Butadiene Indonesia, anak perusahaan TPIA. ““Dengan tersedianya butadiene di dalam negeri, maka sebagian biaya produksi ban dan otomotif dapat dipangkas," ujar Erwin seperti dikutip di siaran pers TPIA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie