KONTAN.CO.ID - CALIFORNIA. Rencana merger antara Netflix Inc dan Warner Bros memantik kekhawatiran baru di industri hiburan global. Sejumlah pelaku industri menilai aksi korporasi ini berpotensi menciptakan monopsoni, yakni kondisi ketika hanya ada sedikit pembeli dengan kekuatan tawar yang sangat besar terhadap para pemasok konten. Peringatan tersebut disampaikan mantan Kepala Amazon Studios, Roy Price yang kini memimpin studio International Art Machine. Dalam opini yang ditulis di The New York Times, Price menyebut bahwa meski industri film telah berkali-kali menghadapi disrupsi mulai dari TV, video rumahan, streaming hingga kecerdasan buatan, merger raksasa seperti ini dapat membawa perubahan struktural yang lebih fundamental. Menurut Price, jika Netflix berhasil mengakuisisi Warner Bros, Hollywood berisiko berubah menjadi ekosistem yang berputar pada satu matahari. Situasi tersebut dinilai akan membuat setiap kesepakatan bisnis, keputusan kreatif, hingga perjalanan karier para pekerja kreatif bergantung pada satu entitas dominan.
Merger Netflix dan Warner Bros Picu Monopsoni
KONTAN.CO.ID - CALIFORNIA. Rencana merger antara Netflix Inc dan Warner Bros memantik kekhawatiran baru di industri hiburan global. Sejumlah pelaku industri menilai aksi korporasi ini berpotensi menciptakan monopsoni, yakni kondisi ketika hanya ada sedikit pembeli dengan kekuatan tawar yang sangat besar terhadap para pemasok konten. Peringatan tersebut disampaikan mantan Kepala Amazon Studios, Roy Price yang kini memimpin studio International Art Machine. Dalam opini yang ditulis di The New York Times, Price menyebut bahwa meski industri film telah berkali-kali menghadapi disrupsi mulai dari TV, video rumahan, streaming hingga kecerdasan buatan, merger raksasa seperti ini dapat membawa perubahan struktural yang lebih fundamental. Menurut Price, jika Netflix berhasil mengakuisisi Warner Bros, Hollywood berisiko berubah menjadi ekosistem yang berputar pada satu matahari. Situasi tersebut dinilai akan membuat setiap kesepakatan bisnis, keputusan kreatif, hingga perjalanan karier para pekerja kreatif bergantung pada satu entitas dominan.