Merger raksasa di benua biru: induk Airbus dan BAE



LONDON. Airbus SAS menyiapkan amunisi agar menjadi pemain nomor satu di industri pembuatan pesawat. Sang induk, EADS, berencana melakukan merger dengan BAE Systems Plc asal Inggris, yang bakal menjadi aksi korporasi terbesar di kawasan Benua Biru tersebut.

Penyatuan EADS dan BAE akan mengombinasikan bisnis penerbangan sipil dan militer. Menurut Linda Hudson, Presiden Direktur BAE System di Amerika Serikat bilang (AS), kesepakatan ini masuk akal, mengingat penurunan anggaran pertahanan di AS dan Eropa.

Kesepakatan ini juga sekaligus melindungi perusahaan terhadap siklus yang tidak terelakkan di sektor kedirgantaraan. "Ini menjadi hasil win-win bagi kedua perusahaan," kata dia.


Perusahaan baru hasil merger nanti akan bernilai sampai US$ 45 miliar, dengan penjualan sebesar US$ 93 miliar dan memiliki 220.000 pegawai. Asetnya terdiri dari jet sipil, pesawat perang Eurofighter, dan kapal selam nuklir.

Nantinya, EADS akan memegang 60% saham di perusahaan baru tersebut. Sedangkan sisanya milik mitra.

Tidak khawatir

Secara geografis, kekuatan BAE yang berada di AS, Inggris, dan Arab Saudi, akan melengkapi operasi EADS yang kuat di Eropa. Pembicaraan kedua pihak dimulai Juni lalu.

Bukan hanya melindungi bisnis, perusahaan baru ini nanti akan menjadi peluru untuk mengalahkan rival utama, Boeing Co asal AS, yang mencatat penjualan US$ 68,7 miliar tahun lalu.

Jim McNerney, CEO Boeing santai menanggapi rencana merger kedua perusahaan ini. "Kami sama sekali tidak terancam. Justru ini akan menandai awal dari konsolidasi global industri," kata dia. Dia melihat, merger ini akan menjadikan bisnis komersial dan militer yang seimbang.

Seorang sumber mengatakan, kedua pihak telah melakukan pembicaraan dengan regulator AS, meski belum mengajukan rencana secara tertulis. Diperkirakan, badan pengawas persaingan usaha AS juga tidak akan memberatkan merger ini, mengingat peran keduanya yang tidak sentral dalam militer AS.

Di luar keuntungan-keuntungan tersebut, merger ini bakal menghadapi tantangan regulasi, keamanan dan kebudayaan. Nasibnya pun masih jauh. Merger ini menandai titik balik BAE setelah 13 tahun dituduh berbalik dari Eropa untuk berkonsentrasi membangun bisnis di AS.

Terkait berita ini, saham EADS merosot 10% di bursa Prancis. Sedangkan saham BAE menurun 9,2% di bursa London.

Editor: