Meriah bisnis penjaja fesyen dan aksesori K-Pop



KONTAN.CO.ID - Demam K-Pop sepertinya tak berhenti menjangkiti sebagian generasi milienial negeri ini. Makin banyaknya idola baru yang bermunculan dari Negeri Gingseng membuat suasana makin riuh. Para pengidola ramai-ramai meniru gaya artis yang disukai, mulai dari busana sampai dengan aksesoris yang dipakai.

Tidak hanya itu, belakangan konser penyanyi asal Korea Selatan tersebut makin ramai. Yang paling baru adalah SNSD yang menyapa penggemarnya di Indonesia  beberapa pekan lalu.

Pada bulan September pun, ada serentetan penyanyi yang mampir seperti EXO, Monsta X, NCT 127, Seventeen dan G Friend. Mondar-mandirnya para penyanyi ke Indonesia rupanya membawa berkah bagi pembesut usaha suvenir atau pernak-pernik K-Pop.


Rizki Eliani, pemilik Necshopkpop mengatakan permintaan suvenir paling besar terjadi ketika konser akan digelar. Biasanya, satu bulan sebelumnya para penggemar sudah mulai berburu pernak-pernik, seperti jaket dan t-shirt. "Mereka selalu minta model yang paling baru," katanya pada KONTAN.

Sekarang pun, dalam sehari, dia bisa mendapatkan pesanan ratusan unit. Sayang, dia enggan menyampaikan total penjualannya. Konsumennya pun sudah tersebar di beberapa kota, seperti di Jakarta, Kalimantan, Makassar, Surabaya, Padang, Medan dan kota lainya.

Selain itu, perempuan yang lebih akrab disapa El ini juga menyediakan baju-baju ala Korea yang kerap digunakan oleh sang artis. Untuk harganya dibanderol mulai dari Rp 75.000 sampai Rp 245.000 per helai.

Untuk memenuhi seluruh permintaan tersebut, El  dibantu oleh sembilan orang karyawan. Asal tahu saja, dia memilih untuk memproduksi sendiri seluruh produk yang dijualnya.

Untung berlipat dari keriuhan K-Pop juga dirasakan oleh Felicia Mulyadi, pemilik Korean Holic. Ia memulai bisnis ini karena kecintaannya akan K-Pop. Pada 2010 lalu, dia mulai merintis gerainya.

Saat menjelang konser, permintaan bando dan live stick pasti akan meningkat. Bagi penggemar K-Pop, benda berwarna-warni ini memang menjadi barang wajib dalam konser.

Namun, dalam keseharian, tidak sedikit pelanggan yang memesan aksesoris layaknya yang digunakan para artis atau simbol identitas sang artis, seperti kalung, gelang, dan lainnya.

Felicia menjual barang-barang ini mulai Rp 15.000 -Rp 600.000 per unit. Berbeda dengan sebelumnya, dia memilih mendatangkan langsung produknya dari Korea dan China.

Berdasarkan data pribadinya, kebanyakan konsumen yang dilayaninya adalah para perempuan dengan rentang usia 12 tahun atau usia anak SMP hingga anak-anak kuliah. "Malah, kadang ada ibu-ibu yang membelikan barang untuk anaknya," katanya pada KONTAN.  

Demam K-Pop Terus Menghangat, Bisnis Merchandise Semarak

Perkembangan industri hiburan Korea Selatan memang cukup pesat. Tiap saat selalu muncul para idola baru. Makanya, tak heran bila demam K-Pop tak mereda.  

Fenomena ini memberi angin segar bagi pemilik usaha merchandise. Produknya, mulai dari aksesoris sampai dengan baju, selalu laris diserbu para penggemar.

Felicia Mulyadi, pemilik Korean Holic pun optimistis bisnis ini bakal terus eksis selama K-Pop masih berjaya. Meski begitu, tak berarti dia bisa berleha-leha. Pasalnya, para pemilik usaha wajib ikuti tren sesuai dengan artis yang sedang naik daun. "Kalau sampai telat sedikit saja musimnya maka, barang akan susah terjual," katanya pada KONTAN, Rabu (30/8).

Oleh karena itu, menjadi rutinitasnya sehari-hari untuk memantau kabar terbaru soal artis negeri gingseng ini. Apalagi, untuk barang-barang yang terlihat pada seri drama Korea. Para penjual harus cepat mengisi stoknya, karena episode drama Korea ini terbilang pendek. Felicia pun tak ragu segera mencari stok barang bila sang artis atau drama tersebut memang booming.

Untuk menjaring konsumen, perempuan yang lebih akrab disapa Felicia ini banyak menggunakan media digital seperti website, Instagram dan berbagai marketplace.

Pengusaha lainnya adalah Rizki Eliani, pemilik Necshopkpop. Senada dengan Felicia, ia pun menilai bisnis pada sektor ini akan bertahan lama. Asalkan, produk yang dijual selalu mengikuti tren serta berkualitas.

Makanya, sampai sekarang dia selalu menjaga kualitas barangnya. Bahkan Rizki tak segan-segan mendatangkan bahan baku dari luar negeri untuk membuat baju yang mirip dengan sang artis.

Sama seperti lainnya, dia juga terus memantau gaya artis yang sedang digandrungi para anak muda Indonesia. Seperti baju ala Taeyon, salah satu personel SNSD kini banyak diminati.

Namun, untuk baju ini Rizki melakukan sistem pre order (PO). Biasanya, baju-baju itu merupakan kostum yang dikenakan saat launching album baru.

Kondisi persaingan yang ketat pun nampaknya tak begitu berpengaruh pada bisnis Rizki. Meski ada perang harga, ia tak khawatir. Sebab,  " Saya masih bertahan untuk memegang label High Quality Product," tegasnya.

Untuk mempromosikan seluruh produknya, Rizki banyak menggunakan media digital seperti Instagram, Facebook dan juga website. Meski sudah mempunyai banyak pelanggan, dia masih enggan untuk membuka toko offline. Penjualan online masih menjadi andalannya untuk menyasar konsumen yang lebih luas.

Asal tahu saja, El memulai bisnis ini pada tahun 2011. Ide awalnya bermula dari susahnya dia untuk mencari barang-barang yang digunakan oleh sang idola. Awalnya, dia juga menjual aksesoris tapi, seiring berjalannya waktu dia hanya fokus untuk memproduksi pakaian ala artis Korea. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.