KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun dalam lima hari berturut-turut setelah libur Lebaran. Dalam sepekan, IHSG terpangkas total 8,73% ke 6.597,99 hingga Jumat (13/5). IHSG tercatat hanya tinggal menguat 0,25% sejak awal tahun Analis Fundamental B-Trade Raditya Krisna Pradana menyebut bahwa IHSG dalam sepekan ini terpukul oleh faktor eksternal. Dua katalis utamanya adalah kenaikan suku bunga The Fed dan inflasi di Amerika Serikat (AS) yang masih tinggi, serta efek dari eskalasi konflik Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai. "Faktor yang membuat IHSG merosot tajam intinya datang dari kekhawatiran global," kata Raditya kepada Kontan.co.id, Jumat (13/5).
Baca Juga: Saham-Saham Mini Melonjak di Tengah Pelemahan Big Caps Equity Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menambahkan, selain faktor kenaikan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin dan rilis data inflasi AS, inflasi di China juga terakselerasi di tengah lockdown parsial. Kejutan pasar lantas membuat indeks global memerah, dan capital outflow asing terbilang jumbo pada dua hari beruntun di awal pekan. "Secara sektoral, pemberat pelemahan IHSG adalah sektor teknologi yang juga terbebani dengan kenaikan suku bunga," ujar Desy. Adapun pada Jumat (13/5) ini, IHSG sempat menunjukkan perlawanan di zona hijau di tengah perdagangan, meski akhirnya kembali harus ditutup memerah setelah turun tipis 1,84 poin atau 0,03% ke level 6.597,99. Baca Juga: Wall Street Menguat pada Jumat (13/5), Masih Turun Dalam Sepekan Terakhir "IDX (IHSG) terlihat berusaha menguat, tapi pelaku pasar kembali realistis akan risiko yang bisa terjadi saat libur sehingga kembali ditutup terkoreksi," kata Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya.