Merpati akan hapus rute merugi



JAKARTA. PT Merpati Nusantara Airline berencana menghapus rute-rute yang tidak memberikan kontribusi ke pendapatan perseroan. Selama ini masih banyak rutenya yang tidak produktif.

Direktur Utama Merpati Nusantara Airline Rudy Setyopurnomo menjelaskan, saat ini pihaknya sedang mengelaborasi rute-rute mana saja yang merugi. Sekaligus menata ulang soal harga tiket penerbangan hingga masalah beban operasional yang harus dikeluarkan. Sebab, tahun ini perseroan berkeinginan ingin meningkatkan pendapatan operasionalnya.

"Kami akan lakukan penghematan besar-besaran, termasuk soal rute yang merugi. Contohnya saja rute Jakarta-Bandung. Masa penumpangnya kalah dengan travel yang cuma empat orang," Rudy saat konferensi pers di kantornya, Kemayoran Jakarta, Senin (25/2).


Namun Rudy masih enggan menjelaskan rute mana lagi yang merugi. Sebab tahun ini perseroan akan berupaya melakukan pembenahan di sisi internal khususnya dari sisi keuangan dengan cara melakukan restrukturisasi utang. Pihaknya juga akan menyelesaikan audit kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) soal dana talangan ke perseroan sebesar Rp 561 miliar.

"Kami juga dipertanyakan, anggaran itu untuk apa saja. Ini dilakukan oleh direksi sebelumnya, tapi saya ditanyai anggaran itu untuk apa saja," tambahnya.

Rudy mencontohkan keanehan anggaran di neraca keuangannya. Seakan tidak percaya, Rudy membeberkan ada anggaran untuk acara ulang tahun mencapai Rp 21 miliar bahkan hingga pembuatan kalender sebesar Rp 2 miliar.

"Sambil ini ditata, kami akan menata rute. Ini dilakukan agar pendapatan kami naik dan investor bisa datang," tambahnya.

Rudy menegaskan rute-rute yang akan dipangkas adalah rute-rute dengan tingkat isian penumpang kurang dari 60%.

"Kalau load factor kurang dari 60%, kita sudah pasti merugi. Sebab biaya untuk beli avtur saja sudah 40%-60%. Belum lagi biaya lainnya," katanya.

Rudy menargetkan pembenahan dari sisi internal ini akan dilakukannya selama dua tahun mendatang. Sebab, perseroan menginginkan ada rencana Initial Public Offering (IPO) pada 2015.

"Maksud kami IPO itu biar laporan keuangan kami transparan dan bisa diawasi publik. Sebab keuangan kami selama ini dianggap bermasalah karena ada dugaan yang korupsi baik korupsi uang tiket hingga uang bahan bakar," tambahnya. (Didik Purwanto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: