Merpati Nusantara Airlines resmi mendapat investor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merpati Nusantara Airlines (persero) akhirnya diminati investor. Seperti yang telah KONTAN sebut sejak Juli lalu, PT Intra Asia Corpora yang berminat membeli Merpati, kini resmi jadi investor.

Kehadiran Intra Asia sendiri, diharapkan mampu menolong Merpati lepas dari jerat Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang kini tengah dijalani.

"Hari rabu (29/8) kita diundang untuk penandatanganan kesediaan mitra strategis (investor), dengan debitur. Mitra strategisnya PT Intra Asia Corpora. Tapi untuk lebih jelasnya silakan konfirmasi ke PPA, karena mereka yang jadi agen restrukturisasinya, atau ke debitur langsung," kata Alfin saat dihubungi KONTAN, Selasa (4/9).


Terkait hal ini, KONTAN telah mencoba mengonfirmasikan kepada Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kemenerian BUMN Aloysius Kiik Ro. Ia bilang untuk langsung menghubungi Direktur PT PPA (Persero) Henry Sihotang.

Sementara Henry hingga berita ini turun belum merspon sambungan telepon maupun pesan pendek KONTAN. Begitu pun Corporate Secretary Merpati Riswanto.

Dari penelusuran KONTAN, Intra Asia merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan Asuransi Intra Asia, dan PT Cipendawa yang sempat terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten CPDX. Pun pada 2005 Intra Asia sempat membeli maskapai Kartika Airlines dari PT Truba.

Nah Alfin bilang, lantaran telah menandatangani perjanjian dengan Intra Asia, Merpati juga telah menyerahkan proposal perdamaian kepada kreditur-krediturnya dalam proses PKPU.

"Secara umum kalau dilihat dari proposal, intinya Merpati akan privatisasi, saham pemerintah akan terdilusi. Swasta 88%, sementara sisa 12% akan dipegang pemerintah dan Garuda. Kalau untuk komersialisasi mungkin lebih tepat PPA atau Merpati yang jawab," lanjut Alfin.

Mengingatkan dalam proses PKPU ini, Merpati punya nilai tagihan jumbo, yaitu senilai Rp 10,03 triliun. Rinciannya terdiri dari kreditur preferen (prioritas) senilai Rp 1,09 triliun, kreditur separatis (dengan jaminan) senilai Rp 3,33 triliun, dan kreditur konkuren (tanpa jaminan) senilai Rp 5,61 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti