Merrill Lynch bayar Rp 1,75 T atas gugatan rasial



LONDON. Raksasa broker Merrill Lynch berdamai dengan sekelompok penggugat yang menuding perusahaan itu rasis dengan ganti rugi senilai US$160 juta atau setara dengan Rp 1,75 triliun (kurs tengah BI: 10.950/28 Agustus) yang mungkin akan berimbas pada 1.200 pekerjanya di AS.

Jumlah uang damai ini adalah yang terbesar yang pernah diberikan dalam sebuah gugatan berdasar kasus rasial.

"Kami berupaya menciptakan resolusi positif terhadap gugatan yang diajukan tahun 2005," kata juru bicara Merrill Lynch, Bill Halldin.


Gugatan mulanya diajukan George McReynolds, yang sudah bekerja di bank investasi tersebut selama 30 tahun.

Dalam gugatannya McReynolds yang bekerja di cabang di Nashville, Tennessee, menuding bahwa warga kulit hitam di Merril Lynch diarahkan hanya mengejar posisi sebagai staf administrasi dalam sistem kepegawaian yang dipisah-pisahkan dan bahkan jika mereka berhasil mengejar karier sebagai pialang, tak akan banyak mendapat dukungan perusahaan.

Keturunan kulit hitam hanya 2%

Saat gugatan diajukan, hanya 2% pegawai Merrill Lynch yang merupakan keturunan warga kulit hitam meskipun dalam sebuah perjanjian dengan Komisi Kesetaraan Kesempatan Kerja AS, perusahaan itu setuju menaikkan peluang untuk 6,5% pegawai keturunan Amerika-Afrika.

Gugatan McReynolds lalu didukung pula oleh 16 gugatan mantan pegawai lain yang juga merupakan warga kulit hitam keturunan Amerika-Afrika, meski pun kemungkinan uang ganti rugi ini nanti bisa juga diterima oleh ribuan pegawai lain yang tidak turut menggugat.

"Gugatan ini merupakan sebuah perjalanan panjang dan klien kami dengan tekun melewatinya meskipun menerima permusuhan," kata kuasa hukum penggugat, Suzanne Bish kepada BBC.

"Kami berharap selanjutnya karena kasus ini sudah selesai maka akan ada kemajuan berarti dan perbedaan nyata terhadap peluang untuk kelompok keturunan Amerika-Afrika,” lanjutnya.

Jumlah uang damai yang ditetapkan jauh lebih besar dari uang gugatan dalam kasus serupa terhadap raksasa minuman Coca-Cola serta Texaco, serta dianggap menunjukkan hasil yang sangat berbalikan dengan gugatan pada kasus diskriminasi seksual yang diduga terjadi di Wal-Mart.

Editor: