Merukh dan Avic Berkolaborasi Lewat Counter Trade



JAKARTA. PT Merukh Enterprises berkolaborasi dengan perusahaan asal China yaitu Avic International Holding Corporation (Avic) melalui kesepakatan perdagangan timbal balik (counter trade). Tujuannya, untuk memperkuat bisnis maskapai penerbangan yang mereka miliki. “Bisnis transportasi dan logistik adalah bisnis yang memiliki potensi,” kata Presiden Direktur PT Merukh Enterprises Rudy Merukh, Selasa (18/5). Menurutnya, kerjasama Merukh dengan Avic ini senilai US$ 10 miliar. Team Leader Negosiasi Bisnis Merukh Enterprises Selo Selvieana mengungkapkan, dalam negosiasi bisnis bersama Avic pekan lalu, kedua belah pihak sudah meneken empat kesepakatan perdagangan timbal balik (counter trade). Keempat MoU tersebut terdiri atas pembelian 24 pesawat jenis Y12IV senilai US$ 120 juta, enam helikopter H425, sembilan Chinese Jet ARJ-21, enam Boeing Fixed Wing, enam kapal angkut konsentrat berkapasitas 8.000 hingga 150.000 ton senilai US$ 420 juta, sembilan kapal angkut batubara Panamax berkapasitas 8.000 hingga 10.000 ton senilai US$ 630 juta, hotel dan perkantoran di Beijing dan Shanghai masing-masing senilai US$ 300 juta.Selo menambahkan, Avic akan membeli batubara, nikel, dan tembaga emas dari sejumlah tambang milik Merukh Enterprises, di antaranya batubara di Kalimantan Selatan, Nikel di Sulawesi Tenggara, Nikel di Halmahera, dan tembaga emas di Lembata, Nusa Tenggara Timur. Kontrak pembelian tersebut berlangsung selama 30 tahun dengan estimasi ekspor sekitar 50 juta ton per tahun.“Kerja sama kami tersebut sifatnya jangka panjang, tidak sekali bayar. Kami membeli pesawat, kapal angkut konsentrat dan batubara, paket hotel dan perkantoran di Beijing dan Shanghai milik Avic. Sebaliknya, Avic membeli batubara dan sejumlah konsentrat tambang mineral lainnya milik Merukh Enterprises. Pelunasan jual beli itu akan menggunakan L/C melalui perjumpaan utang dua pihak,” Kata Rudy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: