CIKARANG. Tren penjualan otomotif yang belakangan tak ngegas tampaknya menjadi peringatan dini bagi PT Astra International Tbk. Alhasil, grup perusahaan yang didirikan oleh trio taipan Tjia Kian Tie, William Soerjadjaja dan Liem Peng Hong tersebut mengalihkan harapan pada bisnis non otomotif. Berkaca dari pencapaian penjualan Astra International semester I-2017, lini bisnis otomotif berkontribusi Rp 47,09 triliun atau setara dengan 48,04% terhadap total pendapatan Rp 98,03 triliun. Lalu porsi saham selebihnya merupakan sumbangan pendapatan dari enam lini bisnis lain. Meski dominasi pendapatan otomotif belum tergantikan, kinerjanya tak bisa dibilang cemerlang. Pendapatan otomotif pada semester I-2017 tadi, turun 0,08% jika dibandingkan dengan catatan semester I-2016 yang sekitar Rp 47,13 triliun.
Mesin Astra di sektor non-otomotif
CIKARANG. Tren penjualan otomotif yang belakangan tak ngegas tampaknya menjadi peringatan dini bagi PT Astra International Tbk. Alhasil, grup perusahaan yang didirikan oleh trio taipan Tjia Kian Tie, William Soerjadjaja dan Liem Peng Hong tersebut mengalihkan harapan pada bisnis non otomotif. Berkaca dari pencapaian penjualan Astra International semester I-2017, lini bisnis otomotif berkontribusi Rp 47,09 triliun atau setara dengan 48,04% terhadap total pendapatan Rp 98,03 triliun. Lalu porsi saham selebihnya merupakan sumbangan pendapatan dari enam lini bisnis lain. Meski dominasi pendapatan otomotif belum tergantikan, kinerjanya tak bisa dibilang cemerlang. Pendapatan otomotif pada semester I-2017 tadi, turun 0,08% jika dibandingkan dengan catatan semester I-2016 yang sekitar Rp 47,13 triliun.