Mark Zuckerberg, pendiri dan CEO Facebook, mendadak seperti buronan. #WheresZuck dan #deletefacebook menjadi tagar yang merajai sosial media di awal pekan ini. Orang mempertanyakan keberadaan Zuck yang 'menghilang' di saat dunia diguncang skandal penggunaan data pengguna Facebook secara ilegal oleh Cambridge Analytica (CA). CA adalah konsultan politik yang menggunakan analisis data digital untuk kepentingan pemilu. Salah satunya, untuk kampanye Donald Trump. CA menggunakan data pengguna Facebook untuk mengetahui isu yang paling penting bagi setiap individu. Selanjutnya tiap individu dicekoki berita, bahkan hoax, yang disesuaikan pandangan dan isu yang dianggap penting tadi. Tujuannya agar orang memilih politisi tertentu, dan mendiskreditkan lawan politik. Catatan saja, CA juga pernah bekerja di negara lain, termasuk Indonesia. Bukan membobol, CA memperoleh data 50 juta pengguna FB itu melalui kuis kepribadian melalui aplikasi thisisyourdigitallife yanghadir di FB secara resmi. Pengguna memberikan sendiri datanya. Namun, tak hanya mengambil data peserta kuis, mereka juga menyedot data orang-orang di jejaring pertemanan si peserta. Data itulah yang kemudian diberikan kepada CA.
Mesin pengumpul data
Mark Zuckerberg, pendiri dan CEO Facebook, mendadak seperti buronan. #WheresZuck dan #deletefacebook menjadi tagar yang merajai sosial media di awal pekan ini. Orang mempertanyakan keberadaan Zuck yang 'menghilang' di saat dunia diguncang skandal penggunaan data pengguna Facebook secara ilegal oleh Cambridge Analytica (CA). CA adalah konsultan politik yang menggunakan analisis data digital untuk kepentingan pemilu. Salah satunya, untuk kampanye Donald Trump. CA menggunakan data pengguna Facebook untuk mengetahui isu yang paling penting bagi setiap individu. Selanjutnya tiap individu dicekoki berita, bahkan hoax, yang disesuaikan pandangan dan isu yang dianggap penting tadi. Tujuannya agar orang memilih politisi tertentu, dan mendiskreditkan lawan politik. Catatan saja, CA juga pernah bekerja di negara lain, termasuk Indonesia. Bukan membobol, CA memperoleh data 50 juta pengguna FB itu melalui kuis kepribadian melalui aplikasi thisisyourdigitallife yanghadir di FB secara resmi. Pengguna memberikan sendiri datanya. Namun, tak hanya mengambil data peserta kuis, mereka juga menyedot data orang-orang di jejaring pertemanan si peserta. Data itulah yang kemudian diberikan kepada CA.