KAIRO. Terkait kebijakan mengenai suku bunga, Mesir kemungkinan akan mengikuti negara-negara lain di dunia. Menurut Gubernur Bank Sentral Mesir Farouk Al-Okdah, Mesir akan turut menurunkan suku bunga acuan mulai Januari seiring dengan semakin menjinaknya tingkat inflasi. Inflasi, yang pada November lalu semakin menurun menjadi 20,9% dari bulan sebelumnya yang mencapai 21,2%, diramalkan akan semakin melandai menjadi 10% pada Juni 2009. "Jika data pada Januari nanti sesuai dengan prediksi, kami juga sudah memasang kuda-kuda untuk mengendurkan kebijakan moneter," jelas Al-Okdah, kemarin. Catatan saja, pada bulan lalu, bank sentral tidak mengubah suku bunga acuannya pada level 11,5%. Ini dikarenakan tingkat inflasi masih dua kali lebih tinggi dari batasan atau target yang ditetapkan pemerintah. Al-Okdah juga menjelaskan, November lalu cadangan mata uang asing Mesir ajlok sebesar US$ 600 juta menjadi US$ 34,4 miliar. Angka ini merupakan penurunan pertama dalam empat tahun terakhir, seiring dengan terjadinya guncangan perekonomian global. "Jika dibanding dengan negara lain, kami cukup bisa bertahan dalam mempertahankan jumlah cadangan mata uang asing akibat krisis finansial. Lihat saja, Rusia kehilangan 23% cadangannya pada bulan November," jelasnya. Sementara itu, pada kuartal pertama tahun fiskal ini, jumlah investasi asing langsung di Mesir terpangkas hingga separuhnya menjadi US$ 1,6 miliar. Padahal pada tahun lalu, jumlah investasi asing mencapai US$ 3 miliar. Pemerintah Mesir juga mengalami kerugian sebesar US$ 3,5 miliar dari investasi portofolio, yang mayoritas berasal dari surat utang. Sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, bank sentral juga telah membatalkan 14% sejumlah persyaratan yang dinilai memberatkan terkait pinjaman bisnis.
Mesir Pertimbangkan Pangkas Suku Bunga pada Januari
KAIRO. Terkait kebijakan mengenai suku bunga, Mesir kemungkinan akan mengikuti negara-negara lain di dunia. Menurut Gubernur Bank Sentral Mesir Farouk Al-Okdah, Mesir akan turut menurunkan suku bunga acuan mulai Januari seiring dengan semakin menjinaknya tingkat inflasi. Inflasi, yang pada November lalu semakin menurun menjadi 20,9% dari bulan sebelumnya yang mencapai 21,2%, diramalkan akan semakin melandai menjadi 10% pada Juni 2009. "Jika data pada Januari nanti sesuai dengan prediksi, kami juga sudah memasang kuda-kuda untuk mengendurkan kebijakan moneter," jelas Al-Okdah, kemarin. Catatan saja, pada bulan lalu, bank sentral tidak mengubah suku bunga acuannya pada level 11,5%. Ini dikarenakan tingkat inflasi masih dua kali lebih tinggi dari batasan atau target yang ditetapkan pemerintah. Al-Okdah juga menjelaskan, November lalu cadangan mata uang asing Mesir ajlok sebesar US$ 600 juta menjadi US$ 34,4 miliar. Angka ini merupakan penurunan pertama dalam empat tahun terakhir, seiring dengan terjadinya guncangan perekonomian global. "Jika dibanding dengan negara lain, kami cukup bisa bertahan dalam mempertahankan jumlah cadangan mata uang asing akibat krisis finansial. Lihat saja, Rusia kehilangan 23% cadangannya pada bulan November," jelasnya. Sementara itu, pada kuartal pertama tahun fiskal ini, jumlah investasi asing langsung di Mesir terpangkas hingga separuhnya menjadi US$ 1,6 miliar. Padahal pada tahun lalu, jumlah investasi asing mencapai US$ 3 miliar. Pemerintah Mesir juga mengalami kerugian sebesar US$ 3,5 miliar dari investasi portofolio, yang mayoritas berasal dari surat utang. Sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, bank sentral juga telah membatalkan 14% sejumlah persyaratan yang dinilai memberatkan terkait pinjaman bisnis.