KAIRO. Hari ini ribuan demonstran anti Presiden Hosni Mubarak dan kelompok pro Mubarak saling berhadapan di pusat Cairo Square untuk saling serang. Bentrok ini telah terjadi sejak rabu petang dan masih terus berlangsung hingga saat ini. Memasuki hari kesepuluh demonstrasi untuk menggulingkan rezim otoriter Mubarak, pihak koalisi oposisi menolak ajakan negosiasi dengan Mubarak, sebelum ia mau lengser dari kepemimpinannya.Sekitar 50 tentara akhirnya bergerak dan membuat pagar pemisah, untuk memberi ruang terpisah antara rakyat anti Mubarak dengan para pendukung Mubarak agar bentrokan tidak terjadi. Namun, militan pro Mubarak merusak pagar pemisah dan melempar batu ke kerumunan masa anti Mubarak.Puluhan ribu demonstran anti Mubarak mengatakan, mereka akan tetap melakukan demonstrasi dengan rencana mengerahkan masa lebih banyak lagi pada Jumat besok (4/2) untuk menggulingkan Mubarak.Beberapa jurnalis asing juga menjadi target penyerangan dengan kekerasan. Koresponden, fotografer dan kamerawan yang meliput di Tahrir Square mengatakan, bahwa pendukung Mubarak berlaku kasar pada media.Harga komoditas melonjak Sementara itu, harga minyak terus meningkat dalam lima hari terakhir menyusul krisis politik Mesir yang mengancam ketidakstabilan pasokan minyak mentah dari Timur Tengah. Minyak mentah Brent naik 1% menjadi US$ 103,37 per barel, dan mencetak harga tertinggi dalam 28 bulan terakhir, sebelum diperdagangkan di angka US$ 102,90 per barel pada pukul 6:30 waktu New York. Harga tembaga pun reli ke harga US$ 10.000 per ton dan harga kapas pun melonjak 2,3%. "Semua mata tertuju pada kerusuhan di Mesir sekarang termasuk pasar komoditi," kata Robert Montefusco senior broker dari Sucden Financial di London.
Mesir terus bergolak, harga minyak terkerek hingga US$ 103 per barel
KAIRO. Hari ini ribuan demonstran anti Presiden Hosni Mubarak dan kelompok pro Mubarak saling berhadapan di pusat Cairo Square untuk saling serang. Bentrok ini telah terjadi sejak rabu petang dan masih terus berlangsung hingga saat ini. Memasuki hari kesepuluh demonstrasi untuk menggulingkan rezim otoriter Mubarak, pihak koalisi oposisi menolak ajakan negosiasi dengan Mubarak, sebelum ia mau lengser dari kepemimpinannya.Sekitar 50 tentara akhirnya bergerak dan membuat pagar pemisah, untuk memberi ruang terpisah antara rakyat anti Mubarak dengan para pendukung Mubarak agar bentrokan tidak terjadi. Namun, militan pro Mubarak merusak pagar pemisah dan melempar batu ke kerumunan masa anti Mubarak.Puluhan ribu demonstran anti Mubarak mengatakan, mereka akan tetap melakukan demonstrasi dengan rencana mengerahkan masa lebih banyak lagi pada Jumat besok (4/2) untuk menggulingkan Mubarak.Beberapa jurnalis asing juga menjadi target penyerangan dengan kekerasan. Koresponden, fotografer dan kamerawan yang meliput di Tahrir Square mengatakan, bahwa pendukung Mubarak berlaku kasar pada media.Harga komoditas melonjak Sementara itu, harga minyak terus meningkat dalam lima hari terakhir menyusul krisis politik Mesir yang mengancam ketidakstabilan pasokan minyak mentah dari Timur Tengah. Minyak mentah Brent naik 1% menjadi US$ 103,37 per barel, dan mencetak harga tertinggi dalam 28 bulan terakhir, sebelum diperdagangkan di angka US$ 102,90 per barel pada pukul 6:30 waktu New York. Harga tembaga pun reli ke harga US$ 10.000 per ton dan harga kapas pun melonjak 2,3%. "Semua mata tertuju pada kerusuhan di Mesir sekarang termasuk pasar komoditi," kata Robert Montefusco senior broker dari Sucden Financial di London.