KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun PPKM masih diberlakukan dalam rangka memutus rantai penularan Covid-19, penyaluran pinjaman fintech masih terus berjalan, terlebih di luar Jawa. Beberapa pemain fintech pun mengaku justru mencatat peningkatan kontribusi pinjaman untuk di wilayah luar Jawa. Sebut saja, Kredifazz yang saat ini memiliki porsi penyaluran di luar Jawa mencapai sebesar 8%. Padahal, anak usaha dari Kredivo ini tahun lalu masih memiliki porsi penyaluran 4% di luar Jawa dari keseluruhan portofolio yang mereka punya. “Tantangan terbesar dalam penyaluran ini sebenarnya adalah infrastruktur digital dan juga literasi masyarakat tentang produk fintech,” ujar Alie Tan, CEO KrediFazz kepada Kontan.co.id, Jumat (20/8).
Sampai akhir tahun, Kredifazz masih berfokus untuk menyalurkan pinjaman di kota-kota besar di luar Pulau Jawa khususnya kota-kota di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Bernasib sama, Akseleran mencatat total pinjaman kumulatif di luar Pulau Jawa hingga 18 Agustus 2021 mencapai sekitar Rp 151 miliar. Pencapaian ini naik hingga 51% dibandingkan total kumulatif hingga semester pertama tahun ini.
Baca Juga: Ekonom: Kobalorasi berpeluang bikin bank syariah tumbuh hingga 6 kali lipat “Ini ditopang oleh meningkatnya penyaluran pinjaman usaha di luar Pulau Jawa pada periode Juni dan Juli 2021 dimana periode di Juli tumbuh 22% dibandingkan pencapaian di Juni,” ujar CEO sekaligus Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan. Sementara untuk periode Agustus 2021 sampai pertengahan bulan ini, penyaluran pinjaman usaha Akseleran di luar Jawa sudah menembus 80% dari pencapaian di Juli. “Kami optimistis penyaluran pinjaman usaha di bulan ini kembali akan mampu melampaui pencapaian dari bulan lalu. Dan akan fokus memperluas penyaluran pinjaman usaha di luar Jawa, seperti di Kalimantan, Sumatra Utara, dan Nusa Tenggara,” imbuhnya. Ke depan, Ivan memiliki target untuk penyaluran pinjaman usaha Akseleran di Luar Pulau Jawa bisa mencapai 25% dari total kumulatif yang dimiliki. Ada juga Amartha yang mengaku terus mengalami pertumbuhan untuk porsi pinjaman di luar Jawa. Ambil contoh di kuartal satu tahun ini porsi pinjaman antara Jawa dan Luar Jawa masih 50%-50% dan pada kuartal berikutnya mengalami peningkatan di angka 60%. Sekadar informasi saja, Amartha telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 1,07 triliun sepanjang 2021 ini hingga Juli kemarin. Pencapaian tersebut tumbuh dari periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp 702,61 miliar. Budhi Siswoadji selaku Chief Operating Officer Amartha menilai bahwa hal tersebut dikarenakan pertumbuhan usaha mikro di luar jawa masih terus tumbuh. Sementara untuk Pulau Jawa masih belum sepenuhnya recovery walaupun sudah membaik dari tahun lalu.
Baca Juga: Penjaminan kredit modal kerja Jamkrindo mencapai Rp 19,51 triliun “Cuma tantangan penyaluran pinjaman di luar Jawa yang dihadapi Amartha saat ini adalah proses pembentukan kumpulan yang membutuhkan tambahan waktu mengingat PPKM tidak dimungkinkan untuk mengumpulkan banyak orang,” ujarnya. Chief of Product ALAMI Fitoy juga menambahkan bahwa tantangan yang dihadapi saat pandemi dan PPKM seperti saat ini ialah lebih kepada bagaimana perusahaan memitigasi resiko dari pengajuan pembiayaan agar tetap dapat berkualitas. Adapun sampai akhir Juli 2021 total penyaluran pinjaman ALAMI sudah mencapai Rp 800 miliar dan 10% nya untuk pinjaman di luar Jawa. Hanya saja, meskipun beberapa pemain fintech mengaku porsi pertumbuhan penyaluran di luar jawa terus tumbuh namun secara industri porsi penyaluran di luar jawa masih stabil di kisaran 18% sejak Maret 2021 berdasarkan data OJK. Sedangkan outstanding pinjaman di luar Jawa pada bulan Juni mencapai Rp 4,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi