Meski Ada Tantangan, Akseleran Belum Mau Mengerem Pendanaan ke UMKM



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending PT Akselerasi Usaha Indonesia atau Akseleran yang bergerak di sektor produktif menyatakan belum mau mengerem pendanaan ke UMKM, meski ada sejumlah tantangan yang dihadapi. 

CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengatakan salah satu tantangannya, yakni banyak pelaku usaha UMKM yang tidak membukukan keuangannya secara proper dan menggabungkan penggunaan aset usaha dengan aset pribadi. 

"Padahal makin mereka proper, tentu makin baik kesempatan untuk dapat pendanaan usaha dari fintech lending," ujarnya kepada Kontan, Selasa (18/6).


Untuk menggenjot penyaluran ke sektor produktif ke depannya, Ivan menyebut Akseleran berusaha meningkatkan exposure ke lebih banyak borrower yang potensial.

Baca Juga: Akseleran Sebut Angka TWP90 Perusahaan Masih di Bawah 1%

Ivan mengatakan pihaknya tak membeda-bedakan dalam menyalurkan pinjaman ke sektor produktif. Dia menyebut Akseleran menyalurkan pinjaman ke semua sektor. Terlebih, jika sektor tersebut borrower-nya punya cashflow yang memadai untuk membayar pinjaman.

Meskipun demikian, dia menyampaikan ada beberapa sektor produktif yang menjadi fokus utama Akseleran saat ini. Salah satunya ada komoditas dan infrastruktur/konstruksi.

Terkait kinerja, Ivan menerangkan per akhir Mei 2024, jumlah pinjaman yang disalurkan Akseleran sekitar Rp 1,250 triliun. Adapun 95% atau Rp 1,187 triliun merupakan pinjaman produktif. 

"Per akhir April 2024, penyaluran pinjaman hampir Rp 1 triliun. Sebesar 95% porsinya atau hampir Rp 950 miliar itu pinjaman produktif," katanya.

Ivan menyebut Akseleran menargetkan penyaluran keseluruhan tahun ini tumbuh sekitar 30% dibanding target tahun lalu. Adapun target tahun ini sekitar Rp 3,7 triliun. 

Sebagai informasi, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran pinjaman fintech P2P lending ke sektor produktif terus menurun dan makin menjauh dari target yang dicanangkan. Dalam Roadmap Pengembangan dan Penguatan LPBBTI 2023-2028, OJK menerangkan bahwa penyaluran pinjaman fintech lending ke sektor produktif porsinya sebesar 70% pada 2028.

Baca Juga: Begini Tanggapan Akseleran Soal Usia Muda Jadi Penyumbang Terbesar Kredit Macet

Adapun per Februari 2024, nilai penyaluran pinjaman per Februari 2024 mencapai Rp 9,09 triliun. Nilai itu memakan porsi sebesar 43,52% dari total penyaluran pinjaman fintech lending. 

Penyaluran pinjaman ke sektor produktif tercatat menurun menjadi Rp 7,65 triliun per Maret 2024. Nilai itu hanya memakan porsi sebesar 33,61%. Penyaluran pinjaman terus menurun menjadi Rp 6,9 triliun per April 2024 atau memakan porsi sebesar 31,86%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi