Meski anjlok, kinerja reksadana saham berpeluang positif hingga akhir tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sehak awal tahun hingga akhir September 2019, kinerja reksadana saham masih terpuruk. Sejak awal tahun, anjloknya reksadana saham sudah mencapai 6,35%. Hanya saja, harapan kinerja reksadana berbalik positif hingga akhir tahun masih terbuka dengan beberapa katalis yang mendukung.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, sepanjang tahun ini isu perlambatan global menjadi yang utama untuk membayangi kinerja reksadana saham. Ia bilang perlambatan ekonomi juga ditunjukkan dengan data inflasi yang baru rilis terakhir sehingga asing melakukan aksi jual. 

"Investor asing lebih suka melakukan switching dari saham ke SUN," ujar Wawan.


Meskipun isu perlambatan global diprediksi masih akan mengikuti perkembangan saham, Wawan optimistis masih ada katalis positif yang bisa mendongkrak reksadana saham. Dalam waktu dekat, ia menyebutkan pelantikan kabinet menjadi salah satu katalis positif dari situasi politik. Menurutnya, pelaku pasar sedang menunggu kabinet presiden terpilih Joko Widodo nantinya.

Baca Juga: Pasar saham memerah, pindahkan aset dari instrumen agresif ke konservatif

Selain itu, Wawan bilang pada Oktober ini akan ada rilis laporan keuangan emiten untuk kuartal III. Ia berharap laporan keuangan tersebut bisa menunjukkan hal positif sehingga berefek baik pula pada harga saham. 

"Oktober ini akan keluar laporan keuangan kuartal III, kita lihat bagaimana hasilnya dan masih ada potensi juga untuk penurunan suku bunga," ujar Wawan.

Wawan berpendapat hingga akhir tahun, IHSG masih bisa rebound. Hanya, kenaikan IHSG dinilai belum bisa mencapai target awal di 6.700 hingga 6.800. "Sudah mencapai 6.500 saja menurut saya sudah bagus," ujar Wawan.

Wawan menyampaikan untuk sektor yang masih menjadi keunggulan di tahun ini ialah keuangan, infrastruktur dan properti. Dari sektor-sektor tersebut, Wawan berharap ada perbaikan yang bisa mengangkat kinerja reksadana saham. 

Menurutnya, sampai akhir tahun kinerja reksadana saham bisa mengarah ke positif. "Kita berharap bisa sampai +1%, itu sudah bagus sekali," tutur Wawan.

Head Investment Shinhan Asset Management Indonesia Effendi juga optimistis kinerja reksadana saham masih baik untuk ke depannya. Ia bilang meskipun selama ini pasar saham anjlok karena faktor eksternal namun masih ada fundamental yang sekiranya baik dari dalam negeri. 

"Dari dalam negeri, pemilu sudah selesai dan akan ada kabinet baru serta cukup banyak emiten yg fundamentalnya cukup baik," ucap Effendi.

Selama ini, pihaknya mencoba mengkombinasikan saham-saham berkapitalisasi besar, menengah, hingga kecil dan juga berupaya terus melakukan rotasi portofolio. Selain itu, mereka juga lebih menempatkan saham di sektor-sektor perbankan, mining dan consumer dikarenakan valuasi yang sudah sangat rendah.  "Dengan situasi seperti sekarang, kami masih berharap dapat menghasilkan return dua digit sesuai target awal kami di 16%," ujar Effendi.

Head of Bussines Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi juga optimis masih ada fundamental bagus untuk memperbaiki kinerja reksadana saham. 

Baca Juga: Pasar saham lanjut terkoreksi, racik kembali portofolio Anda

Ia menyebutkan harga minyak yang berada di bawah US$ 60 per barel dapat menjaga current account deficit (CAD) tidak terlalu lebar dan stabilitas rupiah menjadi fundamental bagus itu.

Dengan strategi managing di saham alpha yang undervalue namun good corporate governance-nya bagus serta fundamental lainnya juga bagus, Reza yakin bisa memberikan return di atas indeks saham. 

Henan Putihrai Asset Management juga menaruh portofolionya di sektor properti, trade service dan keuangan karena lini bisnis tersebut dianggap sedang naik sejak awal tahun. "Target kita di atas 3% dari indeks, namun sekarang sudah beat jauh," pungkas Reza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi