KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyaknya relaksasi kebijakan oleh pemerintah rupanya belum bisa menjamin kinerja saham-saham emiten sektor properti bakal kinclong di tahun ini. Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra menilai kondisi tersebut masih terganjal suku bunga kredit. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam sepekan terakhir indeks saham emiten sektor properti, real estate dan konstruksi sukses menguat 3,67% ke harga 464,18. Menurutnya, setelah kebijakan relaksasi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) khususnya untuk rumah mewah dan keringanan pajak properti, sektor tersebut mampu bangkit. “Namun saya masih kurang yakin bahwa prospek sektor properti akan kembali cemerlang. Ini karena prospek earning dari seluruh emiten properti belum akan sebaik 5 tahun-6 tahun lalu, dan masih menunggu suku bunga turun lagi,” kata Aditya kepada Kontan.co.id, Selasa (8/1).
Meski banyak relaksasi kebijakan, saham properti belum akan kinclong di tahun ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyaknya relaksasi kebijakan oleh pemerintah rupanya belum bisa menjamin kinerja saham-saham emiten sektor properti bakal kinclong di tahun ini. Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra menilai kondisi tersebut masih terganjal suku bunga kredit. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam sepekan terakhir indeks saham emiten sektor properti, real estate dan konstruksi sukses menguat 3,67% ke harga 464,18. Menurutnya, setelah kebijakan relaksasi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) khususnya untuk rumah mewah dan keringanan pajak properti, sektor tersebut mampu bangkit. “Namun saya masih kurang yakin bahwa prospek sektor properti akan kembali cemerlang. Ini karena prospek earning dari seluruh emiten properti belum akan sebaik 5 tahun-6 tahun lalu, dan masih menunggu suku bunga turun lagi,” kata Aditya kepada Kontan.co.id, Selasa (8/1).