Meski Belarusia masih bergejolak, Rusia tarik pasukan dari perbatasan



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pasukan Garda Nasional Rusia mulai menarik diri dari daerah penempatan sementara mereka di perbatasan Rusia-Belarusia dan kembali ke pangkalan mereka.

"Rusia menarik unit penegakan hukum cadangan yang dikerahkan di perbatasan Belarusia. Pasukan meninggalkan lokasi penempatan sementara mereka dan kembali ke pangkalan mereka," sebut saluran TV Rossiya-24, Selasa (15/9), seperti dikutip kantor berita TASS.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko setuju untuk menarik Pasukan Garda Nasional Rusia yang ditempatkan di perbatasan kedua negara.

Kesepakatan itu tercapai saat Putin dan Lukashenko bertemu di Sochi, Rusia, pada Senin (14/9). Juru bicara Istana Kepresidenan Rusia alias Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan tentang hasil pembicaraan antara kedua pemimpin.

"Hasil penting dari pembicaraan antara kedua presiden di Sochi adalah kesepakatan tentang Rusia yang membongkar pangkalan unit penegakan hukum cadangan dan Garda Nasional di dekat perbatasan Rusia-Belarusia, dan tentang pemindahan personel ke pangkalan asal mereka," kata Peskov seperti dilansir TASS.

Baca Juga: Bantu atasi kerusuhan di Belarusia, Putin bentuk pasukan polisi cadangan

Pada 27 Agustus lalu, Putin mengatakan dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Rossiya-1, Rusia memiliki kewajiban tertentu kepada Belarusia seperti tertuang dalam perjanjian CSTO dan Union State. 

Menurut Putin, atas permintaan Lukashenko, Rusia telah membentuk unit penegakan hukum cadangan. Tapi, ia memastikan, unit tersebut tidak akan digunakan kecuali kerusuhan di Belarusia tidak terkendali. 

"Kecuali elemen ekstremis yang bersembunyi di balik slogan politik melewati batas tertentu," tegas Putin. "Kecuali mereka mulai membakar rumah, bank, mencoba merebut gedung pemerintahan". 

Meski begitu, Putin menambahkan, Rusia melihat tidak perlu menggunakan pasukan Rusia di Belarusia untuk mengatasi krisis politik yang terjadi, setelah pemilihan presiden (pilpres) 9 Agustus yang disengketakan. 

Negara bekas Republik Soviet itu mengalami kekacauan pasca pilpres, yang menurut pihak oposisi dicurangi untuk memastikan pemerintahan 26 tahun Lukashenko berkuasa lebih lama.

Selanjutnya: Putin: Untuk menyampingkan spekulasi, latihan militer di Belarusia direncanakan lama

Editor: S.S. Kurniawan