KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wilayah Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu dan Donggala sangat rentan gempa bumi dan tsunami. Sejumlah peneliti sudah lama mengungkapkan hal itu, jauh sebelum terjadinya gempa bumi yang disusul tsunami, serta likuifaksi pada 28 September 2018 lalu. Masyarakat diminta waspada karena wilayah di sana masih sangat rentan dan kemungkinan besar terulang. Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta Pemerintah Provinsi Sulteng merevisi tata ruang dan wilayah di kawasan rawan bencana. Hal itu untuk mengurangi risiko kerugian materi dan korban jiwa akibat bencana alam yang masih mengintai Sulteng. Baca Juga: Begini skema bisnis holding asuransi dan penjaminan BUMN
Meski bencana datang, Manulife tetap berupaya wujudkan komitmen kepada nasabah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wilayah Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu dan Donggala sangat rentan gempa bumi dan tsunami. Sejumlah peneliti sudah lama mengungkapkan hal itu, jauh sebelum terjadinya gempa bumi yang disusul tsunami, serta likuifaksi pada 28 September 2018 lalu. Masyarakat diminta waspada karena wilayah di sana masih sangat rentan dan kemungkinan besar terulang. Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta Pemerintah Provinsi Sulteng merevisi tata ruang dan wilayah di kawasan rawan bencana. Hal itu untuk mengurangi risiko kerugian materi dan korban jiwa akibat bencana alam yang masih mengintai Sulteng. Baca Juga: Begini skema bisnis holding asuransi dan penjaminan BUMN