KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga. Itu guyonan lama yang masih sering terdengar hingga kini. Memang, siapa, sih, yang engak kepingin hidup (dan mati) senikmat itu? Menjadi kaya barangkali merupakan mimpi standar orang dewasa. Imaji tinggal di rumah berlantai marmer impor dari Italia, berendam di bath tub seharga ratusan juta perak, naik limosin Hummer keliling kota, saban tahun wisata kuliner ke pojok-pojok bumi, serta mendapat pelayanan ekstra istimewa dari bank langganan, jelas begitu menggoda. Siapa yang berani menampik anugerah hidup seperti itu?
Meski bergelimang harta, jangan buru-buru merasa sebagai orang kaya. Ini sebabnya!
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga. Itu guyonan lama yang masih sering terdengar hingga kini. Memang, siapa, sih, yang engak kepingin hidup (dan mati) senikmat itu? Menjadi kaya barangkali merupakan mimpi standar orang dewasa. Imaji tinggal di rumah berlantai marmer impor dari Italia, berendam di bath tub seharga ratusan juta perak, naik limosin Hummer keliling kota, saban tahun wisata kuliner ke pojok-pojok bumi, serta mendapat pelayanan ekstra istimewa dari bank langganan, jelas begitu menggoda. Siapa yang berani menampik anugerah hidup seperti itu?