KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit perbankan masih terkontraksi akibat pandemi Covid-19. Namun, perbankan dan regulator membenarkan tahun ini kredit akan membaik lantaran mulai pulihnya kondisi perekonomian. Hal itu praktis berpotensi membuat n
on performing loan (NPL) perbankan ikut naik. Termasuk, NPL kredit produktif yang memang mendominasi kredit perbankan. Meski begitu, sejumlah bank yang dihubungi Kontan.co.id optimistis kenaikan NPL kredit produktif bisa diredam tahun ini. Direktur Manajemen Risiko PT Bank Mandiri Tbk Ahmad Siddik Badruddin menjelaskan sejauh ini kredit produktif masih mencatatkan NPL yang relatif stabil. Namun, pihaknya tidak menampik kalau pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak tahun lalu memang sedikit banyak berpengaruh pada laju NPL kredit produktif.
Siddik menyebut, pada akhir tahun 2020 lalu total NPL kredit produktif sempat meningkat sebesar 100 basis poin (bps) menjadi sekitar 3,4%. Namun, dengan sudah dibentuknya pencadangan dan beberapa stimulus perbankan tren tersebut bisa diredam. Namun, risiko kredit yang masih cukup tinggi di masa pandemi saat ini tetap berpotensi membuat NPL meningkat.
Baca Juga: Simak jurus KoinWorks tekan NPL saat pinjaman meningkat saat Ramadan "Sampai dengan akhir tahun 2021, Bank Mandiri memperkirakan masih ada kenaikan NPL untuk kredit produktif," ujar Siddik, Senin (19/4). Hal itu menurutnya, tak lain disebabkan oleh beberapa debitur restrukturisasi Covid-19 yang sudah habis masa restrukturisasinya. Lantaran kondisi perekonomian belum pulih maksimal, bisnis debitur yang mendapat restrukturisasi kredit tersebut berpotensi memburuk dan menjadi NPL. Meski begitu, hal tersebut menurut perseroan belum akan berdampak banyak pada kinerja perusahaan. Di pengujung tahun 2021 pihaknya memproyeksi NPL kredit produktif bakalan tetap terjaga di kisaran 3,5% sampai 3,6%. Senada, Direktur Manajemen Risiko PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Agus Sudiarto juga menjelaskan posisi NPL produktif masih bisa dijaga pada level aman. Menurut catatanya, NPL pada segmen produktif saat ini ada di kisaran level 3%. Namun, perseroan menyebut telah mempertimbangkan kondisi perekonomian di tahun ini. Alhasil, pihaknya sudah sejak tahun 2020 lalu memupuk pencadangan yang cukup besar. Sambil memperketat mitigasi risiko kredit bagi debitur yang berpotensi mengalami penurunan kualitas. "Kami akan jaga NPL produktif di sekitar angka 3% sampai dengan akhir tahun," jelas Agus. Di sisi lain, PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) mengatakan posisi NPL produktif sampai dengan awal tahun 2021 masih bisa dijaga rendah. Direktur Kepatuhan Bank BWS Sadhana Priatmadja menjelaskan, per Februari 2021 lalu posisi NPL net sektor produktif terjaga di kisaran 0,72%, yang dinilai perseroan masih sangat aman.
Baca Juga: Bank Indonesia minta bank turunkan bunga UMKM, begini respon bankir Namun, pihaknya tetap tidak mau mengambil risiko dan memilih untuk memperkuat mitigasi agar NPL tidak bergerak banyak. "Target kami di akhri tahun diharapkan tidak meningkat dari tahun lalu," katanya. Dia juga mengatakan, dari segi mitigasi sejatinya kredit produktif lebih aman dibandingkan jenis kredit lain. Sebabnya, kredit produktif pada umumnya memiliki penjaminan yang cukup kuat atau beragunan aset tetap. Antara lain seperti tanah dan bangunan. Melihat kondisi itu, Bank BWS optimis posisi NPL net kredit produktif bakal terjaga maksimal di level 1,12% atau stabil dari posisi akhir 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi