KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit yang kian melambat secara industri membuat perbankan aktif mencari alternatif pendapatan. Salah satunya yakni menopang pertumbuhan pendapatan berbasis komisi alias
fee based income (FBI). Sejumlah bank yang dihubungi Kontan.co.id, mengatakan, sejauh ini pertumbuhan FBI masih relatif tinggi terutama dari sisi fee transaksi perbankan. Kendati demikian, ada tantangan baru yang kini mesti dihadapi perbankan.
Baca Juga: Masa depan asuransi ditentukan oleh teknologi, OJK tinjau aturan mainnya Hal tersebut yakni dipangkasnya biaya layanan transfer dana nasabah melalui sistem kliring nasional Bank Indonesia (SKNBI) dari Rp 5.000 menjadi Rp 3.500 per transaksi. Hal itu sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 21/8/PBI/2019 tentang Perubahan Ketiga PBI Nomor 17/9/PBI/2015 tentang Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal oleh Bank Indonesia (BI) yang berlaku sejak 24 Mei 2019 lalu. Aturan ini pun telah berlaku sejak 1 September 2019 silam. Namun Direktur Bisnis dan Jaringan PT Bank Mandiri Tbk Hery Gunardi mengaku pemangkasan biaya transfer ini tidak terlalu berpengaruh terhadap pendapatan
fee based income perusahaan. Menurut catatan Bank Mandiri, hingga September 2019 total FBI Bank Mandiri masih mencapai Rp 17 triliun. "Penurunan biaya transfer melalui SKN tidak akan banyak mempengaruhi pendapatan
fee based tahun ini," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (16/10). Meski begitu, bank berlogo pita emas ini tak menampik bahwa akan ada penurunan pendapatan. Namun, menurut hitung-hitungan Bank Mandiri nilai penurunannya hanya sekitar Rp 4 miliar sampai Rp 5 miliar saja.
Baca Juga: BJB Syariah gandeng Perum Perumnas salurkan pembiayaan kepemilikan rumah Nah, untuk menjaga
fee based Bank Mandiri agar tetap tumbuh di akhir 2019, pihaknya tetap fokus kepada beberapa transaksi yang bisa menghasilkan fee. Selain dari transaksi, penyumbang terbesar masih bersumber dari bisnis tresuri perusahaan seperti transaksi mata uang asing, surat berharga. Di luar itu, masih banyak sumber komisi yang bisa dinikmati perbankan seperti biaya admin kredit dan deposito. Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja meyakini aturan baru tersebut bakal menggerus pendapatan komisi perusahaan. Walaupun turun, BCA sebagai salah satu bank transaksi terbesar di Tanah Air sudah memiliki siasat sendiri. Antara lain melakukan kerjasama
Application Programming Interface (API). Hal ini memungkinkan BCA melakukan integrasi yang saling menguntungkan bagi kedua pihak terutama dari sisi transaksi.
"Kita sudah kerjasama dengan puluhan perusahaan, seperti misalnya Tokopedia. Tentunya pasti akan menambah
fee based kami," katanya. Alhasil, pada penghujung tahun ini bank swasta terbesar tersebut masih meramal
fee based naik 10% secara
year on year (yoy).
Baca Juga: Geliatkan pariwisata halal, BRIsyariah siapkan layanan keuangan syariah terintegrasi Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi