KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca gangguan yang dialami oleh Bank Syariah Indonesia (BSI), hari ini sejumlah nasabah mengeluhkan layanan
mobile banking milik PT Bank Central Asia (BCA) yang alami gangguan pada Minggu (14/5). Terkait hal ini, manajemen BCA telah buka suara dimana hal tersebut merupakan proses stabilisasi setelah pemeliharaan sistem selesai dilakukan. Sejalan dengan itu, analis saham dari BCA Sekuritas Achmad Yaki menilai para bank ke depannya akan semakin berupaya untuk meningkatkan sistem keamanannya dan mengadopsi teknologi yang lebih handal. "Justru setelah kasus BSI ini, perusahaan bank lainnya (termasuk BCA) akan lebih
aware terhadap sistem IT mereka terutama
mobile banking-nya," katanya kepada Kontan, Minggu (14/5).
Sementara itu terkait dengan arah saham selama sepekan terkahir, Achmad mengatakan pergerakan seminggu terakhir cenderung
sideways dan koreksi. Pergerakan saham ini nampaknya masih cenderung konsolidasi atau dengan kata lain ada indikasi untuk mencari pergerakan harga baru.
Baca Juga: Meski Layanan IT Sempat Bermasalah Pekan Lalu, Saham BSI (BRIS) Masih Menguat Achmad mengatakan meski dengan berbagai dinamika yang ada, prospek saham perbankan masih cukup bagus ke depannya. "Prospeknya masih cukup bagus baik itu bank konvensional atau syariah. Pemulihan ekonomi berpotensi meningkatkan
loan disbursement," katanya. Seiring dengan prospek tersebut, untuk investasi jangka panjang Achmad masih merekomendasikan saham dari 4 bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (
BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (
BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (
BBNI).
Sementara itu untuk investasi di level bank menengah, Achmad merekomendasikan untuk mempertimbangkan saham PT Bank Jago Tbk (
ARTO), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (
BRIS) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (
BBTN).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi