JAKARTA. Pekan lalu, Bank Tabungan Negara (BTN) menaikkan suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) 0,25 %. AKibatnya suku bunga KPR yang semula 14,75% pun melejit menjadi 15%. Langkah ini dilakukan BTN karena bunga simpanan masih tinggi. Nah, aksi BTN itu terbilang kontroversial. Pasalnya, Bank Indonesia (BI) sudah tiga kali menurunkan BI rate dengan posisi terakhir sebesar 8,25%. Melihat aksi BTN, para pengembang properti menanggapi dingin. "Tenang saja tidak perlu panik," tandas Sekjen Asosiasi Perumahan Seluruh Indonesia (Apersi) Tirta Susanto, Minggu (15/2) di Jakarta. Dengan menaikkan suku bunga itu, BTN berusaha untuk mencadangkan dananya yang ada supaya tidak terserap semua untuk kredit. Pasalnya saat ini suku bunga penjaminan BI masih tinggi di level 9,5%. "Ini kan tujuannya untuk menyaring nasabah mereka sendiri," tukas Susanto.
Meski BTN Naikkan Suku Bunga, Pengembang Tak Khawatir
JAKARTA. Pekan lalu, Bank Tabungan Negara (BTN) menaikkan suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) 0,25 %. AKibatnya suku bunga KPR yang semula 14,75% pun melejit menjadi 15%. Langkah ini dilakukan BTN karena bunga simpanan masih tinggi. Nah, aksi BTN itu terbilang kontroversial. Pasalnya, Bank Indonesia (BI) sudah tiga kali menurunkan BI rate dengan posisi terakhir sebesar 8,25%. Melihat aksi BTN, para pengembang properti menanggapi dingin. "Tenang saja tidak perlu panik," tandas Sekjen Asosiasi Perumahan Seluruh Indonesia (Apersi) Tirta Susanto, Minggu (15/2) di Jakarta. Dengan menaikkan suku bunga itu, BTN berusaha untuk mencadangkan dananya yang ada supaya tidak terserap semua untuk kredit. Pasalnya saat ini suku bunga penjaminan BI masih tinggi di level 9,5%. "Ini kan tujuannya untuk menyaring nasabah mereka sendiri," tukas Susanto.