KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) tergerus merosotnya harga logam. Proyek jangka panjang MDKA diharapkan bisa memulihkan derita kerugian di semester pertama tahun ini. Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan melihat, lesunya kinerja MDKA hingga paruh pertama tahun ini karena koreksi yang terjadi pada harga nikel. Seperti diketahui, kontribusi terbesar pendapatan MDKA berasal dari nikel sekitar 67% terhadap total pendapatan hingga semester I 2023. “Menurut saya, kinerja MDKA tertekan dari penurunan harga nikel,” ungkap Felix kepada Kontan.co.id, Kamis (5/10).
Felix menjelaskan, harga nikel sudah turun sekitar 38% secara
year to date (ytd) karena adanya kekhawatiran terkait pertumbuhan ekonomi China. Utamanya industri properti China tengah terguncang seiring gagal bayar obligasi salah satu pengembang properti besar di negara tersebut yaitu County Garden.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Getol Rilis Surat Utang, Begini Rekomendasi Sahamnya Bukan hanya itu, tekanan bagi emiten pertambangan grup Saratoga ini datang dari peningkatan beban keuangan menjadi US$ 39 juta atau membengkak 335% YoY di semester pertama 2023. Ini disinyalir akibat naiknya utang berbunga dan tekanan dari tingkat suku bunga acuan. Analis Indo Premiere Sekuritas Reggie Parengkuan mengatakan, harga logam London Metal Exchange (LME) telah mengalami koreksi lebih lanjut pada kuartal ketiga 2023. Komoditas logam seperti Tembaga, Nikel dan Aluminium kompak melemah. “Sentimen negatif terhadap harga logam didorong oleh berlanjutnya pelemahan data makro perekonomian Tiongkok, meskipun indikator pertumbuhan ekonomi AS pulih dengan melandainya tingkat inflasi dan ekspektasi jeda suku bunga Fed,” ungkap Reggie dalam riset 21 Agustus 2023. Analis Mandiri Sekuritas Ariyanto Kurniawan dan Wesley Louis Alianto melihat prospek pendapatan jangka pendek yang buruk bagi MDKA. Hal itu tidak terlepas dari kerugian bersih MDKA mencapai US$ 49,2 juta karena lemahnya pendapatan dari seluruh aset unit usaha sebagai akibat dari rendahnya harga komoditas dan tingginya biaya.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Medco Energi (MEDC) Usai Labanya Melorot 60,58% Rugi bersih MDKA sebesar US$ 49,2 juta, berbalik dari capaian laba bersih sebesar US$ 96,8 juta di semester pertama tahun lalu dan jauh dari ekspektasi Mandiri Sekuritas dengan proyeksi laba bersih bisa mencapai US$ 70,6 juta di tahun 2023. Tergerusnya laba bersih MDKA di saat pendapatan sukses bertumbuh 52%yoy menjadi US$ 520,0 juta pada semester pertama 2023. Pertumbuhan kinerja tersebut utamanya berkat meningkatnya pendapatan dari segmen nikel sebesar 273% yoy. Hanya saja, MDKA melaporkan kerugian sebelum pajak sebesar US$ 51,4 juta karena lemahnya pendapatan dari seluruh unit bisnis. Tercatat, hanya tambang Tujuh Bukit yang melaporkan laba sebelum pajak sebesar US$ 13,4 juta atau turun 87%yoy, sedangkan Wetar dan Proyek Nikel melaporkan kerugian sebelum pajak. Ariyanto menyoroti, anjloknya laba bersih MDKA tepatnya terjadi pada kuartal kedua 2023 dengan kerugian sebesar US$ 52,3 juta. Padahal, MDKA masih mampu mencetak laba bersih sebesar US$ 3,1 juta di kuartal I 2023.
Baca Juga: Ada Kericuhan di Wilayah Proyek Emas Pani, Begini Reaksi Merdeka Copper Gold (MDKA) Lesunya kinerja MDKA di triwulan kedua tahun ini seiring lemahnya pendapatan dari bisnis nikel di tengah rendahnya harga jual rata-rata dan pengeluaran yang tinggi, serta adanya biaya non operasional seperti beban pajak final dan kerugian selisih kurs. Adapun, Ariyanto memaparkan, beberapa poin penting yang perlu dicermati terhadap kinerja MDKA selama kuartal kedua diantaranya Tambang Tujuh Bukit mencatatkan volume penjualan emas yang lebih rendah 17% YoY sebesar 29.500 ons troi dan penjualan di sepanjang tahun hanya 49.500 ons troi yang turun 33% YoY. Sementara itu, ASP penjualan emas kuartal kedua relatif stabil pada US$ 1.972 ons troi. Sementara, volume penjualan kuartal kedua dari Wetar tercatat sebesar 4,3 ribu ton yang turun 20% YoY dan lebih rendah 21% YoY di sepanjang tahun. Harga jual tembaga MDKA selama semester pertama 2023 berada pada US$ 8.800 per ton atau lebih rendah 10% YoY. Segmen usaha nikel melalui anak usahanya PT Merdeka Battery Mineral Tbk (MBMA) telah menjual 19.200 ton Nickel Pig Iron (NPI) di kuartal kedua yang melesat 281% YoY. Harga jual rata-rata (ASP) sebesar US$ 15,5 ribu per ton dan panduan biaya tunai sebesar US$ 13.000 per ton–US$ 15.000 per ton.
Baca Juga: Perusahaan Terkendali Milik Merdeka Copper (MDKA) Gelar Transaksi Afiliasi Rp 4,99 M Walaupun demikian, Ariyanto melihat proyek jangka panjang masih menarik di tengah pelemahan kinerja jangka pendek. MDKA disukai karena proyek pertambangan jangka panjang seperti Mix Hydroxide Precipitate (MHP) nikel dengan target kapasitas hingga 240 ribu ton. Selain itu, masih ada proyek porfiri, AIM dan Proyek Emas Pani. “Kami yakin prospek pendapatan jangka pendeknya lemah karena harga nikel masih rendah, terlepas dari kemungkinan biaya tunai lebih rendah karena produksi nikel yang lebih tinggi,” ungkap Ariyanto dalam riset 2 Oktober 2023. Menurut Felix, prospek kinerja MDKA ke depannya relatif tergantung dari keadaan harga nikel global, apakah mampu berbalik menguat (
rebound) atau tidak. Meredanya kasus gagal bayar County Garden yang disertai beragam insentif dari Pemerintah China, seharusnya bisa menjadi katalis positif untuk harga nikel dalam beberapa bulan mendatang.
Reggie mewaspadai, tekanan bagi harga logam di sisa tahun ini sangat mungkin mendominasi sektor saham pertambangan logam. Walaupun valuasi saham emiten logam seperti MDKA masih menarik dan potensi nilai pertumbuhan yang terbuka dari sejumlah proyek. Reggie merekomendasikan
buy untuk MDKA dengan target harga sebesar Rp 3.890 per saham. Felix juga masih merekomendasikan Buy MDKA dengan target harga sebesar Rp 4.000 per saham. Senada, Ariyanto merekomendasikan
buy untuk MDKA namun dengan target harga lebih rendah menjadi Rp 3.700 per saham. Adapun saham MDKA berada di posisi harga Rp 2.430 per saham di penutupan perdagangan Kamis (5/10). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati