Meski dalam Keadaan Darurat, Bursa Thailand tetap Buka



BANGKOK. Situasi di Thailand kini sedang gawat. Kemarin, terjadi bentrokan hebat antara massa anti pemerintah dan pro pemerintah di dekat Kantor Pusat Pemerintahan. Dalam kejadian itu, satu orang tewas, dan 43 orang lainnya dilaporkan luka-luka. Atas kejadian itu, Perdana Menteri Thailand Samak Sundaravej akhirnya menyatakan bahwa Thailand kini sedang dalam keadaan darurat.

Kejadiannya bermula sejak 26 Agustus lalu. Pada waktu itu, sekitar 12.000 orang dari kelompok  Aliansi Masyarakat untuk Demokrasi, yang merupakan kelompok anti pemerintah, menduduki kantor pemerintahan. Mereka menuntut agar PM Samak segera mengundurkan diri karena dianggap merupakan kaki tangan dari Thaksin Shinawatra. Thaksin sendiri melarikan diri ke Inggris untuk menghindar dari tuduhan korupsi.  Hal itu membuat massa pro pemerintah menjadi berang. Mereka yang kemudian mempersenjatai diri dengan pisau, pedang dan rantai besi lantas menuju Kantor Pemerintahan untuk mengusir kelompok Aliansi Masyarakat. Kelompok pendukung Samak ini kemudian berhasil menembus blokade polisi. Dan pada akhirnya, mereka berhasil menyerang kelompok anti pemerintahan yang kemudian membalas serangan mereka dengan menggunakan senjata api. Kerusuhan pun tak dapat terelakkan.

“Kami tidak bisa membiarkan aksi protes ini terus berlanjut. Saya akan berusaha untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Samak dalam konferensi pers di Kantor Pusat Militer Thailand. Sementara itu, Komandan Militer Boonsrang Niumpradi bilang bahwa situasi di Thailand kini sudah mulai membaik. “Para demonstran anti pemerintah sudah mau bernegosiasi,” katanya.


Bursa perdagangan tetap buka

Meski PM Samak mengumumkan kondisi Thailand sedang dalam keadaan darurat, namun, bursa perdagangan Thailand akan tetap beroperasi seperti biasa. Pasar bursa pada pagi ini sudah beraktivitas sejak pukul 10.00 waktu setempat.

“Bursa perdagangan Thailand akan terus memonitor situasi sebagai antisipasi jika kondisi negara mengalami perubahan,” ujar Direktur Bursa Perdagangan Patareeya Benjapolchai, hari ini. Dia bilang, manajemen direksi akan mengadakan pertemuan darurat jika situasi dalam negeri kian memburuk.

Catatan saja, sejak dilakukannya aksi demonstrasi ke jalan-jalan pada 25 Mei lalu, hal itu membuat Stock Exchange of Thailand (SET) Index turun sebesar 23%. Itu artinya, pasar modal Thailand sudah kehilangan sekitar US$ 54 miliar. Pada periode itu, para investor luar negeri menjual sahamnya di Thailand, yang jika ditotal mencapai 98 miliar baht atau US$ 2,8 miliar.

“Memang akan terjadi aksi jual, namun tidak terlalu besar, karena pengumuman tersebut sangat tidak terduga,” kata Kenneth Ng, Chief Executive Officer of Bangkok NT Asset Co.

Reuters, Bloomberg

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie