Meski data AS lemah, rupiah masih sulit ungguli dollar AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semakin memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China menyebabkan investor cenderung mengincar aset safe haven. Hal ini berdampak pada pelemahan rupiah pada hari ini. Meskipun data ekonomi AS diprediksi kurang baik, namun rupiah diperkirakan masih akan melemah, besok (4/4).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah tipis 0,01% ke level 13.766 per dollar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia mencatat penguatan tipis rupiah 0,04% menjadi Rp 13.760 per dollar AS.

Faisyal, analis PT Monex Investindo Futures mengatakan, pelemahan tipis yang terjadi pada rupiah hari ini lebih disebabkan memanasnya isu perang dagang AS dan China. Kabar terbaru, China mengancam akan menerapkan bea masuk barang asal AS dengan nilai yang sama dengan pajak yang dipatok AS terhadap China.


Selain itu, rupiah juga loyo lantaran harga minyak mentah turun, di tengah ekspektasiĀ  peningkatan stok minyak mentah AS.

"Minyak mentah pengaruhnya ke pergerakan rupiah memang tidak besar, tetapi tetap berdampak karena minyak salah satu komoditas utama ekspor Indonesia," kata Faisyal, Rabu (4/4).

Sedangkan, dari dalam negeri, Faisyal mengaitkan bahwa kini kondisi politik Indonesia mulai bergejolak seiring semakin dekatnya perhelatan Pilkada pada Juni 2018. "Perang statement elite politik sedang terjadi sekarang," kata Faisyal.

Rabu malam, negeri Paman Sam juga akan merilis sejumlah data, seperti data ketenagakerjaan, ISM non-manufacturing PMI, factory orders, dan stok minyak mentah. Faisyal melihat data tersebut banyak diprediksikan lebih rendah dari data sebelumnya.

"Sektor jasa mengalami pelemahan, dengan melambatnya indikator ekonomi, harusnya meredam ekspektasi kebijakan The Fed utnuk menaikkan suku bunga lebih agresif," papar Faisyal.

Meski data ekonomi AS diprediksi kurang solid, Faisyal memproyeksikan hal tersebut tidak akan banyakmenopang rupiah. "Kurang bagusnya data AS tidak banyak menolong penguatan rupiah karena pasar masih mengawatirkan perang dagang, dan rupiah sebagai mata uang yang berisiko cenderung tidak disukai investor di tengah kondisi yang tidak pasti," kata Faisyal.

Oleh karena itu, Faisyal memproyeksikan, besok, rupiah masih akan cenderung melemah terbatas di rentang Rp 13.740-Rp 13.780 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini