Meski Diprediksi Rugi Besar, Ford Ogah Minta Dana Bailout Pemerintah AS



MICHIGAN. Besok (30/1), Ford Motor Co akan melaporkan kinerja keuangan kuartal empatnya. Banyak pihak memprediksi, Ford akan membukukan kerugian terhebat dan boleh jadi hal itu akan membuat produsen otomotif tersebut meminta dana bailout dari Pemerintah Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan perkiraan dari tiga analis yang disurvei Bloomberg, Ford diprediksi akan mengalami kerugian sebesar US$ 3,48 miliar atau US$ 1,34 per saham. Dengan demikian, total kerugian yang dialami Ford sepanjang 2008 mencapai US$ 12,3 miliar. Angka ini sedikit lebih kecil dari kerugian tahun 2006 lalu yang mencapai US$ 12,6 miliar.

Menurut Gregg Lemos Stein, credit analyst Standard & Poors Corp di new York, seiring dengan anjloknya tingkat permintaan mobil akibat resesi AS dan pengetatan kredit, produsen kedua terbesar AS itu menggunakan dana sebesar US$ 10,7 miliar untuk menggerakkan roda pengucuran kredit.


“Sangat mungkin jika jumlah dana tunai yang dikucurkan lebih kecil dibanding kuartal ketiga, tapi tetap saja jumlahnya bakal besar,” jelasnya.

Juru Bicara Ford Bill Collins menolak memberikan komentar mengenai hal ini. Yang pasti, kata Collins, pihaknya hingga saat ini belum mengharapkan dana bantuan dari Pemerintah AS.

Selama ini, Ford berupaya keras untuk tidak menerima dana bantuan dari Pemerintah AS. Pasalnya, keputusan untuk meminjam dana senilai US$ 23 miliar pada 2006 lalu menggerus seluruh nilai aset-asetnya, termasuk logo Ford.

Chairman Ford William Clay Ford Jr pada 11 Januari lalu memastikan, perusahaannya tidak akan memohon dana bantuan dari pemerintah kecuali dunia runtuh. Ford menargetkan akan kembali membukukan laba di tahun 2011. Artinya, untuk tahun ini dan tahun depan, Ford masih akan mengalami rugi.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie