Meski disokong kenaikan 6 sektor, IHSG tak berdaya



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal mempertahankan posisi di zona hijau pada akhir transaksi perdagangan hari ini (30/1). Mengutip data RTI, pada pukul 16.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,19% menjadi 5.302,66.

Ada 167 saham yang menggerus tenaga indeks. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 149 saham dan 98 saham lainnya diam di tempat.

Volume transaksi perdagangan sore ini melibatkan 22,292 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 5,986 triliun.


Kendati demikian, hanya ada empat sektor yang tertekan. Adapun tiga sektor dengan penurunan terdalam yakni: sektor industri lain-lain turun 2,11%, sektor manufaktur turun 0,77%, dan sektor barang konsumen turun 0,74%.

Saham-saham indeks LQ 45 yang berada di jajaran top losers indeks LQ 45 antara lain: PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) turun 2,52% menjadi Rp 232, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) turun 2,5% menjadi Rp 7.800, dan PT Astra International Tbk (ASII) turun 2,47% menjadi Rp 7.900.

Sedangkan di posisi top gainers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 4,62% menjadi Rp 11.325, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) naik 2,86% menjadi Rp 2.889, dan PT PP Tbk (PTPP) naik 2,03% menjadi Rp 3.520.

Sementara itu, investor asing masih menorehkan pembelian bersih (net buy) sore ini, dengan nilai Rp 301,7 miliar di seluruh market dan Rp 274,5 miliar.

Asia memerah

Pasar saham Asia juga tampak tak berdaya pada transaksi perdagangan hari ini. Data CNBC menunjukkan, indeks Nikkei 225 Stock Average ditutup dengan penurunan 0,51% atau 9,86 poin menjadi 19.368,85.

Sentimen negatif bursa Jepang datang dari data penjualan ritel Desember yang naik hanya 0,6% dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, angka itu juga lebih rendah dari prediksi Reuters sebesar 1,3%.

Sementara itu, indeks ASX 200 Australia ditutup turun 0,92% atau 54,5 poin menjadi 5.661,5. Seluruh sektor tertekan, kecuali sektor komoditas emas yang berhasil naik 1,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie