Meski ditekan pandemi, laba Bank Syariah Mandiri masih naik 30,5% di semester I



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) berhasil mencatatkan kinerja positif selama semester I 2020 meskipun pandemi Covid-19 telah memukul ekonomi. Bank ini mengantongi laba bersih Rp 719 miliar atau tumbuh 30,53% secara year on year (YoY).

Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari menjelaskan, pertumbuhan solid laba bersih tersebut ditopang kenaikan pendapatan margin dan pertumbuhan fee based income karena layanan digital. 

Baca Juga: Sebanyak 20 bank umum sudah manfaatkan pelonggaran denda premi LPS


"Di tengah tantangan kondisi makro, kami berhasil tumbuh baik dengan memperkuat dana murah dan meningkatkan transaksi digital," katanya saat paparan kinerja semester I, Selasa (25/8). 

Kenaikan pendapatan margin dan fee based income tersebut membuat laba operasional Mandiri Syariah mencapai Rp 2,09 triliun per Juni 2020 atau tumbuh 23,47%. 

Namun, Direktur Finance, Strategy dan Treasury Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho menambahkan, tidak semua laba operasional itu dialokasikan jadi laba karena perseroan juga harus meningkatkan pencadangan untuk mengantisipasi resiko kredit di tengah pandemi Covid-19. "Meski pencadangan naik, kita masih tetap bisa mencatatkan pertumbuhan laba cukup solid," ujarnya. 

Per Juni, Mandiri Syariah mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 16,52% YoY menjadi Rp 101,78 triliun. Rasio dana murah (CASA) mengalami peningkatan jadi 57,93%  dari 54,2% pada Juni 2019. Peningkatan dana murah ini membuat biaya dana bank ini mengalami penurunan dan likuiditas cukup solid. 

Anak usaha Bank Mandiri ini menaikkan pencadangan dengan cash coverage sebesar 137% per Juni 2020,  naik dari 105% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Alhasil, rasio pembiayaan bermasalah non performing financing (NPF) perseroan mengalami perbaikan. NPF Net turun dari  1,21% di Juni 2019 menjadi 0,88% per Juni 2020. NPF Gross turun dari 2,89% menjadi 2,57 %.

Baca Juga: Bank Mandiri dan BCA Menjawab Kasus Kredit Proyek Fiktif Pertamina oleh PT MJPL

Sedangkan fee based income (FBI) Mandiri Syariah tercatat tumbuh 13,9% YoY menjadi Rp 971 miliar. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan transaksi digital selama pandemi Covid-19. Selama masa pandemi terjadi shifting cara transaksi dari transaksi di cabang menjadi transaksi digital, sehingga transaksi Mandiri Syariah Mobile dan Internet Banking Mandiri Syariah meningkat signifikan. 

Adapun pembiayaan Mandiri Syariah hanya tumbuh 5,8% menjadi Rp 71,47 triliun. Meski begitu, total aset perseroan masih tumbuh 13,2% menjadi Rp 114,40 triliun atau naik 13,2% YoY. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi