KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan indeks dollar Amerika Serikat (AS) yang terus belanjut hingga Kamis (18/1) tak berpengaruh pada pergerakan rupiah. Nyatanya mata uang Garuda masih mampu menunjukkan penguatannya. Kondisi ekonomi domestik yang cukup positif berhasil menghalau penguatan greenback. Di pasar spot, pada Kamis (18/1), valuasi rupiah tercatat menguat 0,09% ke level Rp 13.347 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sedangkan jika mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia, mata uang Garuda justru melemah 0,32% ke level Rp 13.323 per dollar AS dari hari kemarin. “Berita ekonomi dari domestik akhir-akhir ini cukup bagus, jadi rupiah cukup diminati,” ujar David Sumual, Ekonom PT Bank Sentral Asia kepada Kontan, Kamis (18/1).
Menurutnya, beberapa sentimen positif tersebut datang dari posisi utang luar negeri swasta Indonesia yang mengalami pertumbuhan di bulan November 2017. Jumlahnya tumbuh 4,2% dibanding periode yang sama tahun lalu dan tumbuh 1,3% dibanding bulan Oktober 2017. Kemudian lanjut David, keberhasilan lelang Surat Utang Negara (SUN) juga turut menopang penguatan rupiah. Pada Selasa (16/1) pemerintah berhasil meraup dana sebanyak Rp 25,5 triliun dari total penawaran yang masuk sebesar Rp 72,46 triliun. Sedangkan dari eksternal, rupiah terbantu karena rilis data ekonomi China yang membaik. Sebagai mitra dagang perbaikan kondisi ekonomi Negeri Panda itu juga menopang valuasi mata uang rupiah. Biro Statistik China baru saja merilis pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2017 yang dicapai stabil pada level 6,8% dan data produksi industri bulan Desember 2017 juta dilaporkan meningkat dari 6,1% ke 6,2%.