Meski ekonomi Indonesia mulai membaik di kuartal III, BPS peringatkan hal ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih belum bisa bangkit dari zona negatif. Badan Pusat Statistik (BPS) pun mencatat, perekonomian Indonesia di kuartal III-2020 tumbuh minus 3,49% yoy. 

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, meski masih berada di zona negatif, pertumbuhan ekonomi di periode Juli 2020 hingga September 2020 tersebut telah menunjukkan pertumbuhan yang positif, bila dibandingkan dengan kuartal II-2020. Bila dilihat secara kuartalan, perekonomian Indonesia nampak tumbuh 5,05% qtq. 

"Artinya, terjadi perbaikan ekonomi yang cukup signifikan dan ini bisa menjadi modal yang bagus untuk pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020. Dan kita berharap di kuartal IV akan menjadi lebih baik, apalagi dengan pelonggaran PSBB," ujar Suhariyanto, Kamis (5/11) via video conference. 


Baca Juga: Ekonomi di kuartal III masih kepayahan akibat lemahnya konsumsi rumah tangga

Pola perbaikan pertumbuhan ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Menurut pemantauan BPS, pergerakan perekonomian di berbagai negara pada kuartal III-2020 juga menunjukkan tren yang lebih baik dibandingkan dengan kuartal II-2020. 

Akan tetapi, Suhariyanto tak memungkiri kalau jalan menuju perbaikan ekonomi sangatlah terjal. Apalagi, dengan pandemi Covid-19 yang masih mewabah dimana-mana yang bahkan membuat beberapa negara kembali melakukan lockdwon, seperti Jerman, Perancis, Inggris, dan Austria. 

Untuk itu, Suhariyanto pun mewanti-wanti untuk Indonesia sendiri terus sigap dan tetap menerapkan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Ini merupakan salah satu cara untuk membangun kembali perekonomian. 

Baca Juga: Membaik, ekonomi Indonesia di kuartal III tumbuh 5,05% secara kuartalan

"Karena banyak negara kasus positif Covid-19 di beberapa negara terus meningkat, dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi di kuartal-kuartal mendatang," tandasnya. 

Selanjutnya: IHSG berseri naik 1,86% pada sesi I, meski ekonomi Indonesia masuk resesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi