Meski Ekonomi Lesu, WOM Finance Sebut Tren Penarikan Kendaraan Masih Aman



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi di Indonesia masih lesu hingga saat ini, terlihat dari pertumbuhan Pendapatan Nasional Bruto (GNI) per kapita yang melambat, sehingga berdampak pada kemampuan bayar debitur perusahaan pembiayaan (multifinance).

Dengan begitu, hal tersebut memengaruhi tingkat kredit macet alias Non-Performing Financing (NPF) dan tren penarikan kendaraan oleh perusahaan multifinance.

Namun, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) atau WOM Finance mengungkapkan bahwa meskipun ekonomi sedang lesu, tren penarikan kendaraan tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penarikan kendaraan juga masih dalam kondisi yang aman. 


“Artinya masyarakat yang berutang di perusahaan kami selalu membayar dengan tepat waktu, kredit perusahaan juga masih aman,” kata Direktur Keuangan WOM Finance, Cincin Lisa, kepada Kontan.co.id, Senin (14/10). 

Baca Juga: Tren Penarikan Kendaraan di Tengah Kelesuan Ekonomi Indonesia

Untuk itu, WOM Finance terus berusaha meningkatkan kinerja dan mendorong pertumbuhan bisnis yang positif. "Kami optimistis dapat meminimalisir kerugian akibat kredit macet dengan strategi yang tepat," ujarnya. 

Cincin tidak mengungkapkan besaran NPF WOM Finance. Tetapi dia menegaskan bahwa NPF WOM Finance masih berada di level yang baik.

Adapun, hingga Agustus 2024 total penyaluran pembiayaan WOM Finance telah mencapai Rp 3,7 triliun.

Dari keseluruhan penyaluran pembiayaan tersebut, WOM Finance mencatat segmen yang terbesar adalah pembiayaan multiguna Mobilku, dan multiguna MotorKu dengan porsi sebesar 79,6% dari seluruh pembiayaan.

Baca Juga: Begini Strategi WOM Finance Menjaga NPF Tetap Terkendali

Sedangkan untuk target  penyaluran pembiayaan secara keseluruhan hingga akhir tahun, WOM Finance menargetkan di atas Rp 6 triliun.

Cincin optimistis dapat mencapai target tersebut melalui sejumlah strategi yang dilakukan perusahaan. Di antaranya terus melakukan personalisasi layanan kepada konsumen, meningkatkan digitalisasi proses pembiayaan, dan membuka beberapa kantor cabang baru di lokasi yang potensial.

“Kami juga akan terus melakukan pemasaran yang lebih agresif, hingga peningkatan kualitas layanan dan manajemen risiko yang lebih baik,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati