JAKARTA. Surutnya minat terhadap aset aman risiko atau safe haven menyusul redanya kekhawatiran jangka pendek terhadap krisis utang Yunani menyebabkan berkurangnya posisi holding Swiss franc. Hal ini kemudian diperbesar oleh lemahnya kinerja ekonomi Swiss yang terindikasi dari rilis data retail sales Mei yang di luar dugaan. Selain itu, keberatan pemerintah dan otoritas moneter Swiss terhadap penguatan mata uangnya mencapai rekor terhadap dolar dan euro beberapa waktu lalu juga turut meredam holding investor pada Swiss franc. Analis menyatakan, penguatan mata uang Swiss yang tajam dikhawatirkan akan berisiko bagi perekonomian negara tersebut. Hal ini inilah yang akan menjadi pokok bahasan pada pertemuan menteri ekonomi dengan petinggi pemerintahan pekan depan.
Meski ekonomi melambat, Swiss franc masih dalam tren naik
JAKARTA. Surutnya minat terhadap aset aman risiko atau safe haven menyusul redanya kekhawatiran jangka pendek terhadap krisis utang Yunani menyebabkan berkurangnya posisi holding Swiss franc. Hal ini kemudian diperbesar oleh lemahnya kinerja ekonomi Swiss yang terindikasi dari rilis data retail sales Mei yang di luar dugaan. Selain itu, keberatan pemerintah dan otoritas moneter Swiss terhadap penguatan mata uangnya mencapai rekor terhadap dolar dan euro beberapa waktu lalu juga turut meredam holding investor pada Swiss franc. Analis menyatakan, penguatan mata uang Swiss yang tajam dikhawatirkan akan berisiko bagi perekonomian negara tersebut. Hal ini inilah yang akan menjadi pokok bahasan pada pertemuan menteri ekonomi dengan petinggi pemerintahan pekan depan.