Meski ekonomi melambat, Swiss franc masih dalam tren naik



JAKARTA. Surutnya minat terhadap aset aman risiko atau safe haven menyusul redanya kekhawatiran jangka pendek terhadap krisis utang Yunani menyebabkan berkurangnya posisi holding Swiss franc.

Hal ini kemudian diperbesar oleh lemahnya kinerja ekonomi Swiss yang terindikasi dari rilis data retail sales Mei yang di luar dugaan. Selain itu, keberatan pemerintah dan otoritas moneter Swiss terhadap penguatan mata uangnya mencapai rekor terhadap dolar dan euro beberapa waktu lalu juga turut meredam holding investor pada Swiss franc.

Analis menyatakan, penguatan mata uang Swiss yang tajam dikhawatirkan akan berisiko bagi perekonomian negara tersebut. Hal ini inilah yang akan menjadi pokok bahasan pada pertemuan menteri ekonomi dengan petinggi pemerintahan pekan depan.


Pelaku pasar akan fokus kembali pada data ekonomi Swiss yaitu consumer price index yang rilis 7 Juli mendatang. Indeks harga konsumen ini akan menjadi pertimbangan bagi pengambilan keputusan dalam sidang bank sentral Swiss September mendatang.

Rekhmen Abadi, Analis Valbury Asia Futures mengatakan uptrend cenderung dominan ditandai dengan trend line support di level 0,8430 yang masih intact pada intraday chart. "Support level kami ada di 0,8420-0,8390. "Selama areal tersebut intact akan mendukung potensi kenaikan dengan target resistance awal yaitu di 0,8550-0,8660," ujarnya.

Rekhmen menyarankan, waspadai jika ternyata kenaikan atau level penutupan masih berada di areal resistance, dominasi downtrend pada daily chart berpotensi berkembang kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: