KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara yang turun ternyata tidak menurunkan sentimen saham emiten batubara. Frederik Artha, analis Artha Sekuritas menyatakan, hal yang lebih penting untuk dicermati dalam melihat emiten batubara adalah apakah komoditas batubara masih layak dijual atau tidak. "Walau harga batubara turun, tapi pendapatan justru akan meningkat secara volume," jelasnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa emiten batubara tetap akan diuntungkan, terutama emiten batubara dengan kalori rendah dan fokus ekspor ke China. Salah satu jenis batubara ini adalah jenis kokas atau
coking coal yang saat ini hanya bisa ditemukan di tempat terbatas, yakni Indonesia (Kalimantan Tengah), Australia, Rusia, dan Amerika Serikat. Analis Artha Sekuritas Juan Oktaviannus Harahap menambahkan, perusahaan yang memproduksi batubara jenis ini seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Indika Energy Tbk (INDY) jelas memiliki potensi keuntungan besar. Secara teknikal, Juan merekomendasikan
buy saham ADRO target harga jangka pendek di level Rp 1.500 per saham dan INDY direkomendasikan
buy dengan target harga jangka pendek di level Rp 2.040 per saham.
Sementara itu, analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy berpendapat perusahaan yang memproduki batubara kalori tinggi juga punya potensi keuntungan menjanjikan. Perusahaan produsen batubara kalori tinggi tersebut adalah Bukit Asam (PTBA) dan Indo Tambangraya Megah (ITMB). Robert beralasan, PTBA mampu menjual batubara dengan harga yang murah dan kompetitif, sementara ITMB bisa menyediakan batubara kualitas tinggi. Robertus merekomendasi beli saham PTBA dengan target harga di level Rp 5.500 dan beli ITMB dengan target harga di level Rp 30.000 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi