Meski harga beras turun, Maret diprediksi masih akan inflasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi Maret 2018 akan diumumkan pada Senin (2/3). Bank Indonesia (BI) memperkirakan, inflasi selama Maret 2018 sebesar 0,11% secara bulanan atau month to month (mtm) dan 3,31% secara tahunan atau year on year (yoy)

Hal ini berdasarkan survei pemantauan harga yang dilakukan bank sentral di 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) dan 164 pasar di seluruh wilayah Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Februari 2018, inflasi secara bulanan sebesar 0,17%. Sedangkan inflasi secara tahunan sebesar 3,18%.


Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistyaningsih mengatakan, pada Maret akan ada efek panen untuk bahan makanan. Hal ini menyebabkan harga pangan relatif terjaga.

"(Inflasi) relatif rendah karena mulai ada panen untuk bahan makanan. Kemungkinan ada deflasi di bahan makanan," kata Lana kepada KONTAN, Jumat (29/3).

Lana memproyeksikan, inflasi pada Maret 2018 secara bulanan sebesar 0,06%. Sementara, inflasi secara tahunan pada Maret 3,43%.

Senada, Project Manager Asian Bank Development (ADB) Institute Eric Sugandi memperkirakan, inflasi pada Maret akan rendah karena beberapa daerah sudah masuk masa panen sehingga harga bahan pangan terutama beras turun.

Oleh karena itu, ia memperkirakan inflasi pada Maret sebesar 0,04% secara bulanan. Sementara secara tahunan sebesar 3,2%.

Namun, Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pangan masih akan mendorong inflasi Maret yang diperkirakan sekitar 0,12% secara bulanan atau 3,32% secara tahunan. Inflasi volatile food, menurut dia, meningkat seiring kenaikan harga komoditas pangan, yakni cabai merah keriting, cabai merah serta bawang merah dan telur ayam, meskipun beberapa komoditas lainnya cenderung turun, seperti daging ayam dan beras

Selain pangan, pendorong inflasi Maret diperkirakan juga bersumber dari administered prices yang akan didorong oleh kenaikan harga Pertalite dan Solar non subsidi.

“Kenaikannya masing-masing sebesar Rp 200 per liter atau mencapai 2,5%, tetapi hal ini berkontribusi relatif kecil yakni sekitar 0,02-0,04ppt,” kata Josua.

Eric pun melihat, pada inflasi Maret 2018, pengaruh dari kenaikan Pertalite kecil. "Hanya tambah 0,01 percentage point ke inflasi Maret, baru terasa lebih besar di April," ujarnya.

Lana menambahkan, memang ada potensi kenaikan inflasi dari hal tersebut, tetapi bobotnya tidak besar di kelompok bahan bakar, listrik dan air minum. Bobot terbesar masih untuk Premium dan solar yang harganya tidak naik.

"Mungkin di kelompok transportasi agak naik karena kenaikan harga Pertalite dan Pertamax," ucapnya.

Ekonom BCA David Sumual sependapat, kenaikan harga Pertalite akan memicu inflasi Maret dan April. Biasanya, kenaikan harga BBM sebesar 10% memacu inflasi 0,3%. Oleh karena itu, ia memperkirakan, inflasi pada Maret sebesar 0,23% secara bulanan dan 3,45% secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie