Meski harga minyak naik, Samudera Indonesa (SMDR) akan tambah kapal di kuartal I 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Samudera Indonesa (SMDR) akan terus menggenjot ekspansi meski harga minyak sedang dalan tren kenaikan. Memang jika mengutip data Bloomberg, secara year to date (ytd) harga minyak global menguat 0,18% dari harga minyak pada 31 Desember 2018 yakni US$ 45,41 per barel.

Direktur SMDR Bani Maulana Mulia mengakui harga minyak dapat mengganganggu beban operasional SMDR karena tak menutup kemungkinan, bahan bakar perseroan mengalami kenaikan. Kendati demikian pihaknya tetap optimis terkait rencana bisnis tahun ini, buktinya pada kuartal pertama tahun ini pihaknya akan menambah 1 kapal tanker senilai US$ 7 juta yang dibeli langsung dari Jepang dengan 8.000 ton, berjenis chemical tanker.

Dengan penambahan kapal tersebut maka tahun ini SMDR memiliki 21 kapal tanker. Menurutnya pada tahun lalu kapasitas angkut kapal SMDR sebesar 50.000 ton, artinya adanya penambahan kapal maka di kuartal I/2018 kapasitas angkut kapal SMDR dapat mencapai 58.000 ton atau hampir mendekati 60.000 ton.


Secara keseluruhan, tahun lalu SMDR mengoperasikasi 100 kapal, dengan komposisi 50 milik dan 50 sewa. Untuk tahun ini, pihaknya belum dapat memastikan akan menambah berapa kapal, "kita akan terus tambah kapal tapi kita lihat dulu kondisi di kuartal II akan seperti apa, ini kan masih Februari," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (6/2).

Asal tahu, Bani mengatakan saat ini SMDR juga tengah membangun dua unit kapal peti kemas berukuran 1.900 TEUs di Galangan Kapal Naikai Shipyard yang berlokasi di Hiroshima, Jepang. Kapal ini rencananya akan dioperasikan pada tahun 2020 mendatang.

SMDR akan menyiapkan belanja modal sebesar US$ 150 juta - US$ 200 Juta yang berasal dari dana internal dan pinjaman bank. Menurutnya alokasi belanja modal terbesar akan di gunakan untuk pembelian kapal dan penambahan kapasitas pelabuhan dengan porsi masing-masing 40% dan sisanya digunakan untuk bisnis logistik perseroan.

"Samudera terus mengembangkan potensi bisnis yg sudah menjadi kompetensi kami, termasuk logistik tentunya,tapi capex yang paling besar ya untuk kapal dan pelabuhan," jelasnya.

Sementara terkait dengan kinerja tahun lalu, Bani mengatakan realisasinya tidak sesuai yang diharapkan. Namun untuk tahun ini ia optimis net profit akan jauh lebih baik. "Yang jelas tahun lalu tidak seperti yang diharapkan, semoga tahun ini lebih baik untuk profitnya," katanya. Sekedar mengingatkan saja, pada tahun lalu SMDR optimis pendapatan 2018 bisa naik 19% dari tahun 2017 silam.

Sukarno Alatas Analis Oso Sekuritas menilai, wajar saja jika kinerja SMDR tahun lalu tidak sesuai ekspektasi, pasalnya tren kenaikan harga minyak cukup mempengaruhi kinerja emiten SMDR, mengingat beban hingga kuartal III tahul lalu dari pelayaran dan kapal berkontribusi sebesar 42% terhadap total pendapatan. Beban tersebut meningkat dari 35% menjadi 42%. "Artinya kenaikan harga minyak cukup mempengaruhi kinerja perusahaan," ungkapnya.

Sementara itu, analis Phintacro Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, jika perusahaan ingin menambah kapal sebaiknya perhatikan kondisi keuangan dan kapasitas terpakai saat ini, "Kegiatan utamanya kan transport tambang, nah dari kapal yang dia miliki saat ini apakah sudah terpakai semua atau belum? Kalau belum berarti kan bisa optimalkan saja armada yang ada seandainya ada kenaikan frekuensi pengiriman minyak," ujarnya.

Dari segi saham dia menilai SMDR sedikit berisiko, sebab nilai transaksi tidak terlalu besar. Namun menurut Valdy investor masih dapat melakukan trading buy karena secara kinerja masih cukup baik dengan Price Earning Ratio (PER) relatif rendah 9,31% dan Return on Equity (ROE) yang tinggi sebesar 4,3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi