Meski harga pangan naik, inflasi Juli diperkirakan melandai



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat inflasi pada Juli secara bulanan kemungkinan sedikit melambat karena faktor musiman. Meski demikian, pemicu dari inflasi ini adalah harga sejumlah bahan pangan.

Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih memperkirakan, inflasi pasca-lebaran biasanya ada penurunan. Pada Juni, inflasi tercatat sebesar 0,59% secara bulanan.

“Kami proyeksikan pada Juli inflasi akan berada di bawah survei Bank Indonesia (BI), yakni 0,17%,” ujar Lana kepada Kontan.co.id, Senin (30/7).


Sementara itu, Project Consultant Asian Development Bank Institute Eric Sugandi menyatakan, tekanan inflasi di Juli dipicu kenaikan harga beberapa komoditas pangan non-beras seperti daging ayam, telur dan cabai. Pendorong lainnya adalah kenaikan harga BBM non-subsidi dan pelemahan rupiah.

Ia memproyeksi, inflasi pada Juli sebesar 0,2% secara bulanan dan 3,1% secara tahunan. Adapun, inflasi inti diperkirakan sebesar 2,7% secara tahunan dan 0,2% secara bulanan.

Berdasarkan Survei pemantauan harga (SPH) BI, inflasi pada minggu keempat Juli 2018 sebesar 0,25%. Angka ini lebih tinggi dari hasil SPH pada pekan pertama Juli yang sebesar 0,13%. Dengan angka 0,25% itu, maka inflasi Juli diproyeksi secara year to date sebesar 2,15% dan 3,16% secara year on year.

Penyebab inflasi pada minggu keempat Juli adalah kenaikan harga sejumlah komoditas, seperti telur ayam, daging ayam ras, dan cabai rawit.

Inflasi telur ayam mencapai 14% dibandingkan Juni 2018, daging ayam ras 6,9%, dan cabai rawit sebesar 19%.

Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi adalah daging sapi yang mengalami deflasi sebesar -1,34%, bawang putih -4,7% %, dan cabai merah sebesar -6,6%.

Senada dengan BI, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal juga memperkirakan inflasi Juni 2018 sekitar 0,25% - 0,3%. Pemicunya selain kenaikan harga sejumlah bahan pangan daging ayam ras, telur ayam ras dan cabai rawit, juga inflasi pada komponen pendidikan yang disebabkan oleh tahun ajaran baru dan transportasi yang disebabkan oleh kenaikan harga Pertamax.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi