Meski harganya meroket saat IPO, analis sarankan wait and see untuk saham DIGI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Arkadia Digital Media Tbk (DIGI) langsung meroket tinggi saat pencatatan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (18/9). Data RTI menunjukkan, saham DIGI terbang hingga 70% menjadi Rp 340 per saham dari harga perdana penawaran saham Rp 200 per saham.

Meski begitu, Valdi Kurniawan analis Phintacro Sekuritas mengatakan bahwa kenaikan harga saham DIGI adalah hal yang wajar, karena menurutnya lonjakan harga setelah IPO hal yang biasa terjadi, apalagi market price saham DIGI relatif murah Rp 200 per saham.

Menurut Valdi, penawaran saham perdana yang dilakukan oleh DIGI menarik, lantaran penetrasi pasar internet di Indonesia 54% dari total penduduk Indonesia yang mempunyai akses internet, sedangkan untuk mengakses produk-produk DIGI sudah pasti membutuhkan internet.


Valdi menilai, menariknya saham DIGI dikarenakan produk yang ditawarkan DIGI ada pada digital media, valdi menyatakan 44% masyarakat Indonesia mengakses berita lewat digital media. "Ditambah lagi produk mayoritas DIGI adalah news, sementara porsi paling besar orang membuka digital adalah untuk mengecek news," kata Valdi, Selasa (18/9).

Menurutnya, dana IPO yang digunakan DIGI untuk memperkuat server, meningkatkan layanan dan bekerjasama dengan portal media online lokal, menjadi daya tarik bagi investor.

Valdi melihat fundamental DIGI pada kuartal I-2018 ini sangat bagus, lantaran laba bersih DIGI meningkat 7,23% menjadi Rp 160 juta dari sebelumnya Rp 92,84 juta.

Namun walau begitu, Valdi menyarankan agar investor wait and see terlebih dahulu, menunggu kinerja perusahaan DIGI pada kuartal kedua. "Tunggu rilis laporan kuartal II, dari situ kelihatan apakah akan ada perbaikan kinerja atau kinerja baik akan berlanjut," ujar Valdi.

Dia juga menambahkan, jika nantinya ada penurunan price earning ratio (PER) investor baru dapat mengoleksi saham DIGI untuk jangka panjang. Sebagai iformasi, hingga hari ini PER saham DIGI sudah lebih dari 90 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie