Meski IHSG naik, sektor ini perlu waspadai efek kenaikan suku bunga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IHSG hari ini kembali masuk ke zona hijau dengan menguat 0,95% dari hari sebelumnya. Tetapi masih akan ada tantangan yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG dalam waktu dekat.

Kepala Riset BNI Sekuritas Norico Gaman mengatakan, beberapa sentimen global seperti perang dagang, penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan tren naiknya suku bunga The Fed akan membuat pasar bergerak fluktuatif ke depan. 

Asal tahu saja kemarin, The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya atau Fed Fun Rate (FFR) 25 basis poin (bps) menjadi 2,25%.


Kenaikkan FFR akan mendorong Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuannya, hal ini akan meningkatkan biaya bunga, sehingga dapat membebani biaya ekspansi perusahaan yang menggunakan dana pinjaman perbankan. 

Menurut Norico, sektor yang nantinya akan terkena dampak negatif dari tren naiknya suku bunga adalah perbankan, multifinance, properti dan otomotif. 

Sementara sektor telekomunikasi menurut Norico tetap akan tumbuh positif dengan adanya tren kenaikan suku bunga.

"Sektor konsumen telekomunikasi akan terus tumbuh karena tidak dipengaruhi naiknya suku bunga sehingga pendapatan sektor telekomunikasi bisa terus tumbuh," Kata Norico kepada Kontan.co.id Kamis (27/9). 

Dampak negatif kenaikan suku bunga untuk sektor perbankan dan multifinance, disebabkan karena suku bunga akan meningkatkan rasio kredit bermasalah kedua sektor tersebut. 

Sementara untuk sektor properti dan otomatif menurut Norico akan terkena dampak negatif karena menggunakan kredit perbankan, "Bila suku bunga naik, maka untuk membeli properti dan otomotif jadi lebih mahal jika melalui kredit perbankan," Ujar Norico.

Namun untuk ke depan IHSG masih bisa mendapatkan sentimen positif,karena di dorong faktor domestik yang cukup bagus, seperti rendahnya inflasi dan stabilitas politik dari dalam negeri. Dengan sentimen positif ini, Norico meramalkan IHSG hingga akhir tahun akan menguat ke level 6500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi