JAKARTA. Masuknya Indonesia ke dalam peringkat investasi (investment grade) membuat arus modal asing semakin deras ke Indonesia. Meski begitu, pemerintah memastikan tidak akan terjadi penggelembungan (bubble) dalam perekonomian kita. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan, pemerintah akan terus menjaga agar industri dan sektor keuangan tetap sehat. Sehingga jika arus modal asing membanjir, tidak akan terjadi bubble ekonomi. "Yang dilakukan tidak hanya antisipasi dan waspada, tapi merespon dalam bentuk policy untuk membuat dana yang masuk menjadi produktif dan bermanfaat," jelasnya Rabu (21/12). Ia menambahkan, pemerintah akan mengambil kebijakan untuk mengatasi berbagai sumbatan (debottlenecking) dan meyakinkan agar arus modal yang masuk bisa mengalir ke sektor riil sehingga dapat digunakan untuk hal yang lebih produktif. Selain itu, pemerintah juga akan mengambil kebijakan untuk membuat efisiensi semakin tinggi dan pengelolaan usaha yang lebih baik. Agus mengakui, pada kuartal III tahun ini, neraca pembayaran memang sempat menurun karena penurunan investasi portofolio. Hanya saja, ia yakin, dengan masuknya Indonesia ke dalam peringkat investasi, maka pada kuartal IV ini dana asing akan kembali membanjiri Indonesia. Hal ini membuat neraca pembayaran tetap terjaga. "Cadangan devisa pernah US$ 124 miliar, sekarang turun jadi US$ 111 miliar. Di balance of payment sempat menunjukkan ada minus US$ 4 miliar, tapi secara total masih ada di atas US$ 20 miliar," katanya. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto juga tak khawatir akan terjadi bubble ekonomi karena derasnya arus modal masuk. Alasannya, investor akan berinvestasi pada aset yang berharga wajar. "Jadi tidak akan bubble," ungkapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Meski investment grade, pemerintah pastikan tak ada bubble
JAKARTA. Masuknya Indonesia ke dalam peringkat investasi (investment grade) membuat arus modal asing semakin deras ke Indonesia. Meski begitu, pemerintah memastikan tidak akan terjadi penggelembungan (bubble) dalam perekonomian kita. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan, pemerintah akan terus menjaga agar industri dan sektor keuangan tetap sehat. Sehingga jika arus modal asing membanjir, tidak akan terjadi bubble ekonomi. "Yang dilakukan tidak hanya antisipasi dan waspada, tapi merespon dalam bentuk policy untuk membuat dana yang masuk menjadi produktif dan bermanfaat," jelasnya Rabu (21/12). Ia menambahkan, pemerintah akan mengambil kebijakan untuk mengatasi berbagai sumbatan (debottlenecking) dan meyakinkan agar arus modal yang masuk bisa mengalir ke sektor riil sehingga dapat digunakan untuk hal yang lebih produktif. Selain itu, pemerintah juga akan mengambil kebijakan untuk membuat efisiensi semakin tinggi dan pengelolaan usaha yang lebih baik. Agus mengakui, pada kuartal III tahun ini, neraca pembayaran memang sempat menurun karena penurunan investasi portofolio. Hanya saja, ia yakin, dengan masuknya Indonesia ke dalam peringkat investasi, maka pada kuartal IV ini dana asing akan kembali membanjiri Indonesia. Hal ini membuat neraca pembayaran tetap terjaga. "Cadangan devisa pernah US$ 124 miliar, sekarang turun jadi US$ 111 miliar. Di balance of payment sempat menunjukkan ada minus US$ 4 miliar, tapi secara total masih ada di atas US$ 20 miliar," katanya. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto juga tak khawatir akan terjadi bubble ekonomi karena derasnya arus modal masuk. Alasannya, investor akan berinvestasi pada aset yang berharga wajar. "Jadi tidak akan bubble," ungkapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News